Showing posts sorted by relevance for query aktiva tetap. Sort by date Show all posts
Showing posts sorted by relevance for query aktiva tetap. Sort by date Show all posts
Jurnal Penjualan Aktiva Tetap dalam Perlakuan Akuntansi Penjualan Aset

Jurnal Penjualan Aktiva Tetap dalam Perlakuan Akuntansi Penjualan Aset

Penghapusan Aktiva - Dalam kondisi tertentu, suatu perusahaan menghadapi kondisi yang tidak biasa dalam operasinya sehingga mengharuskan atau memutuskan untuk melakukan PENJUALAN AKTIVA TETAP.

Padahal, tujuan awal perusahaan dalam membeli aset tetap tersebut adalah untuk digunakan dalam operasi perusahaan selama umur manfaat ekonominya demi mempertahankan kelangsungan usaha.

Baik itu untuk tempat, peralatan, untuk produksi maupun kegunaan lainnya.

Intinya.... aset tetap pada awalnya tidak ditujukan untuk di jual kembali.

Penghapusan Aktiva

Penghapusan Aktiva Tetap

Dalam kondisi tertentu, banyak alasan perusahaan harus memutuskan untuk melakukan penjualan aset tetap, seperti:
  • Perusahaan berganti jenis produk, sehingga mesin atau peralatan tertentu tidak dapat digunakan dan mubazir
  • Membutuhkan dana atau kekurangan dana, untuk bayar utang atau modal kerja
  • Perusahaan ditutup karena alasan tertentu dan tidak berproduksi kembali
  • Upgrade aktiva tetap, misal mobil yang sudah tua yang biaya maintenance-nya mahal diganti dengan yang baru, atau komputer yang sudah tidak mendukung lagi diganti dengan yang lebih canggih
Penjualan aktiva tetap merupakan salah satu jenis penarikan aktiva.

Bagaimana prosedur dan perlakuan akuntansi-nya?

Perlakuan Akuntansi Penjualan Aset Tetap

Dua langkah yang dilakukan dalam prosedur penjualan aset tetap:
  1. Update nilai buku aset tetap yang dijual
  2. Hapus aset tetap
Plus tambahan pelaporan laba atau rugi penjualan aktiva tetap
    Tentu juga dengan beberapa beberapa langkah detilnya

    penghapusan aktiva tetap

    Contoh Kasus:

    Pada tanggal 6 Juli 2015, PT.Bunaji menjual aktiva tetap kendaraan kantor dengan harga Rp 150.000.000.

    Kendaraan ini dibeli pada 02 February 2012 dan saat itu harga pembeliannya menghabiskan dana sebesar Rp 240.000.000.

    Beberapa catatan tambahan:

    PT. Bunaji memakai metode garis lurus dalam perhitungan penyusutan aset tetap tanpa nilai sisa (nilai residu).

    Kendaraan diperkirakan memiliki umur ekonomis 10 Tahun.

    Berikut posisi aset kendaraan PT Bunaji per 31 Des 2014 :

    Nilai buku penjualan aktiva

         
    Langkah Langkahnya:

    # 1. Update Nilai Buku Aset Tetap 

    Menghitung penyusutan dari tangal 01 Januari – 6 Juli 2015

      Aktiva kendaraan perusahaan dijual pada tanggal 6 Juli 2015, dimana tanggal 6 belum melewati setengah bulan, maka untuk bulan Juli dianggap mesin belum digunakann selama 1 bulan penuh, dan bulan juli penyusutan tidak perlu di hitung.

      Penyusutan hanya dihitung hingga bulan juni saja.

      Penyusutan 1 Jan - 6 Juli 2015 = 6/12 x (Rp 240.000.000/10)
      Rp  12.000.000

      Lalu jurnal beban penyusutan tersebut :

      penyusutan penghapusan aktiva tetap

      Jurnal tersebut menambah biaya penyusutan dan menambah akumulasi penyusutan kendaraan sebesar Rp 12.000.000

      Sehingga "Accum Deprec Kendaraan" per tanggal 6 Juli 2015 adalah sebagai berikut :

      Akumulasi / 6 juli 2015 = Penyusutan selama 2014 + Penyusutan selama 2015
      =  Rp 70.000.000 +  Rp 12.000.000>
      = Rp 82.000.000

      Dan nilai buku kendaraan per 6 Juli 2015 adalah :

      Nilai buku mesin per 6 Juli 2015 = Rp 240.000.000 – Rp 82.000.000
      = Rp 158.000.000

      Langkah berikutnya adalah penghapusan aktiva tetap

      # 2. Penghapusan Aktiva Tetap Kendaraan

      Jurnal penghapusan atau penjualan aktiva tetap kendaraan adalah:

      jurnal penjualan aktiva tetap
        Notes:
      • Menghapus aset tetap kendaraan dan juga akumulasi penyusutannya. penghapusan ini terjadi karena posting aset tetap mesin dimasukkan di kredit dan akumulasi penyusutan dicatat ke sisi debit.
      • Mencatat kas masuk/mengakui piutang sebesar harga penjualan. Apabila transaksi penjualannya secara tunai, maka akun kas yang di pakai, tetapi apabila transaksi penjualan secara kredit, maka piutang yang dipakai.
      • Mengakui rugi penjualan aset tetap mesin sebesar selisih nilai buku terbaru/terupdate dengan harga nilai penjualan
      Bagaimana jika aset tetap dijual dengan harga diatas nilai buku aktiva setelah di update?

      Ya tinggal di balik saja jurnalnya, dari rugi menjadi akun laba.

      Misalnya, pada contoh kasus yang sama, namun aktiva dijual seharga Rp 170.000.000 sehingga perusahaan mendapatkan laba seebesar dari penjualan kendaraan tersebut.


      # 3. Pelaporan Laba Rugi Penjualan Aset Tetap

      Laba rugi penjualan aset tetap dilaporkan dalam laporan laba rugi, didalam klasifikasi pendapatan lain lain.
      Pengertian Aktiva Tetap atau Aset Tetap (Fixed assets)

      Pengertian Aktiva Tetap atau Aset Tetap (Fixed assets)

      Pengertian aset tetap menurut para ahli adalah harta kekayaan atau sumber daya entitas bisnis (perusahaan) yang diperoleh serta dikuasai dari hasil kegiatan ekonomi (transaksi) pada masa yang lalu.

      Aset tetap digunakan dalam menjalankan aktivitas operasional usaha perusahaan untuk menghasilkan barang atau jasa.

      Peranan aset tetap sangat signifikan dalam menghasilkan barang dan jasa.

      Misalnya tanah/lahan dan bangunan tempat produksi, mesin dan berbagai peralatan lain yang digunakan sebagai alat produksi dan yang lainnya.

      Sofyan Safri berpendapat bahwa :

      "Aset tetap adalah aset suatu entitas yang menjadi hak milik perusahaan yang digunakan untuk memproduksi (menghasilkan) barang atau jasa entitas bisnis dan penggunaannya secara terus menerus."

      Sedangkan PSAK menuturkan bahwa aktiva tetap adalah aset yang berwujud yang didapat/diperoleh dengan kondisi siap pakai maupun dibangun terlebih dahulu dan dipakai dalam aktivitas operasi perusahaan, tidak ditujukan dijual kembali dalam rangka aktivitas normal perusahaan serta memiliki manfaat ekonomi lebih dari satu tahun buku (lebih dari satu periode).

      Karakteristik Aktiva Tetap

      Aset Tetap
      Aktiva Tetap

      Aset tetap memiliki beberapa karakteristik, berikut diantaranya:
      • Mempunyai wujud fisik
      • Tidak ditujukan untuk dijual lagi
      • Memiliki nilai yang material, harga aset tersebut cukup signifikan contohnya tanah, bangunan, mesin dan kendaraan dll.
      • Memiliki masa manfaat ekonomi lebih dari satu tahun buku dan nilai manfaat ekonominya bisa diukur dengan handal.
      • Aset digunakan dalam aktivitas normal perusahaan (tidak untuk dijual lagi seperti barang dagang/persediaan atau investasi) contohnya, mobil bagi dealer mobil diakui sebagai "persediaan" bukan aktiva tetap sedangkan bagi perusahaan manufakture mobil diakui sebagai "Aktiva Tetap" bukan persediaan.

      Pengakuan Aktiva Tetap

      Sebuah perusahaan mengakui setiap aset sebagai aset tetap jika aset yang dimiliki telah memenuhi sifat dan karakteristiknya seperti yang telah disebut sebelumnya.

      Aset yang berwujud diakui dan diklasifikasikan kedalam aset tetap apabila :
      • Potensi manfaat ekonomi aset akan dirasakan perusahaan dimasa mendatang. Untuk menentukan/menilai suatu aset akan memberikan manfaat dimasa mendatang, terjadinya manfaat ekonomis aset tersebut harus dinilai dan dipastikan bahwa entitas usaha akan mendapatkan imbalan manfaat dan menerima resikonya yang terkait.
        • Biaya perolehan aset yang dikeluarkan bisa diukur dengan handal, bukti bukti transaksi perolehan aset diperlukan guna mendukungnya.
        Hal yang juga tak kalah penting dalam pengakuan aktiva tetap adalah perusahaan mempunyai kontrol/kendali atas manfaat ekonomis yang diharapkan  akan diterima dari aset tetap tersebut.

        Penggolongan Aktiva Tetap

        Aset tetap diklasifikasikan (dikelompokkan) karena aset tetap mempunyai sifat dan karakter yang beda dengan aktiva yang lain.

        Aset tetap terdiri atas beberapa jenis barang, jadi perlu dikelompokkan masing masing aktiva tersebut.

        Pengelompokan aktiva ini berdasarkan kebijakan akuntansi pada perusahaan masing karena pada umumnya makin banyak aset tetap yang dimiliki akan makin banyak juga kelompoknya.

        Nominal atau nilai yang relatif signifikan dan jenis serta bentuk aktiva tetap yang cukup beragam membuat perusahaan harus lebih berhati hati dalam proses penggolongannya.

        Biasanya, untuk tujuan akuntansi, aktiva tetap digolongkan seperti ini:
        • Aset tetap yang umumnya tak terbatas misalnya tanah untuk letak perusahaan, peternakan dan pertanian.
        • Aset tetap yang umumnya terbatas, dan jika asetnya telah habis penggunaannya bisa diganti oleh aset sejenis. contohnya mesin, peralatan, meubeler dan yang lainnya.
        • Aset tetap yang umumnya terbatas dan jika penggunaannya telah habis tidak bisa diganti dengan aset sejenis misal tambang dan sumber alam yang lain.

          Sofyan Safri mengelompokkan aktiva tetap dari berbagai sudut, antara lain :

          [1] Sudut substansi aset tetap

          • Aset Berwujud (Tangible Assets), misalnya gedung, mesin, peralatan dll
          • Aset Tidak Berwujud (Intangible Assets), misalnya hak patent, trademark, goodwill, franchise dll

          [2] Aset tetap disusutkan atau tidak disusutkan

          • Aset disusutkan (Depresiasi plant asset)  seperti mesin, bangunan, peralatan, kendaraan dll.
          • Aset tidak disusutkan (Undepreciated plant asset) seperti tanah.

          [3] Aset tetap berdasarkan jenisnya

          • Bangunan, gedung yang berdiri pencatatannya dipisah dari lahan yang menjadi lokasinya
          • Lahan, sebidang tanah kosong maupun yang sudah ada bangunannya, pencatatannya dipisah dengan bangunan.
          • Mesin, didalamnya termasuk peralatan yang menjadi komponen/bagian dari mesin
          • Kendaraan, semua jenis kendaraan seperti kendaraan bermotor, alat pengangkut dan yang lainnya
          • Perabot, semua yang merupakan isi dari gedung. misalnya perabotan kantor, perabotan pabrik,
          • Inventaris, peralatan yang digunakan seperti inventaris gudang, inventaris kantor dan yang lainnya.
          • Prasarana, seperti jalan akses, pagar, jembatan dan lain sebagainya

          Bagaimana dengan perlakuan akuntansi atas aktiva tetap ?

          Pengeluaran Aktiva Tetap (Expenditure) dalam Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap

          Pengeluaran Aktiva Tetap (Expenditure) dalam Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap

          Pengeluaran Aktiva Tetap | Expenditure


          ekspenditure aktiva tetap
          Pengeluaran Aktiva Ekspenditure

          Dalam perlakuan akuntansi terhadap aktiva tetap, ada fase penggunaan aktiva tetap (utilization) setelah fase perolehan aset tetap. 

          Pada fase penggunaan aktiva tetap ini, aktiva tetap diharapkan menghasilkan output dan memberikan hasil kembali atas biaya biaya yang pernah dikeluarkan pada saat masa perolehannya.

          Ya, sudah seharusnya aktiva tetap yang dibeli mulai menghasilkan sesuatu untuk perusahaan.

          Tapi, pada setiap output yang dihasilkan oleh aktiva tetap, tentunya memerlukan pengorbanan yang dalam akuntansi biasa disebut sebagai beban/biaya (expenses) ataupun cost (harga pokok). 

          Agar aktiva tetap bisa berproduksi untuk menghasilkan output yang diharapkan, aktiva tetap harus dijalankan atau dipekerjakan dengan maksimal. 

          Atas aktivitas yang dilakukan pada suatu aset tetap saat dijalankan, ada dua kemungkinan yang akan timbul.
          • Adanya pengeluaran (expenditure) untuk perbaikan maupun untuk pemeliharaan aset tetap (maintenance)
          • Adanya penurunan fungsi, juga berkurangnya umur ekonomis aktiva tetap yang dioperasikan, dalam akuntansi bisa kita kenal sebagai penyusutan (depreciation)
            Pada tulisan kali ini, saya akan menuliskan tentang yang pertama, yaitu pengeluaran aktiva tetap (ekspenditure), karena untuk penyusutan aset tetap, sudah saya tulis sebelumnya.

            Perlakuan Akuntansi Pengeluaran Aktiva Tetap | Expenditure

            Seperti yang dijabarkan sebelumnya, akibat dari penggunaan aktiva tetap adalah adanya beberapa pengeluaran pengeluaran yang perlu dilakukan.

            Nah pertanyaannya..

            Apakah pengeluaran pengeluaran atas penggunaan aktiva tersebut DIBEBANKAN pada periode berjalan atau DIKAPITALISASI ?

            Mari kita simak.

            Ada beberapa kegiatan atau aktivitas yang biasa terjadi pada saat aktiva tetap digunakan.

            Seperti aktivitas pemeliharaan, perbaikan, pergantian komponen, upgrading, turun mesin (over haul) yang semuaya memerlukan biaya.

            # Pemeliharaan | Maintenance

            Pemeliharaan atau Maintenance aktiva tetap adalah tindakan yang bertujuan hanya untuk membuat aktiva bisa berfungsi normal seperti biasanya.

            Segala bentuk pengeluaran sebaiknya dijadikan biaya atau di-BEBAN-kan diperiode pada saat biaya maintenance tersebut di keluarkan.

            Apakah biaya pemeliharaan boleh dikapitalisasi ?

            Ok, yang ini dijawab nanti saja :)

            Contoh Kasus Biaya Maintenance :

            Untuk memberikan oli pada mesin produksinya seperti biasanya, PT ABC mengeluarkan uang sebesar Rp 400.000 serta membersihkan mesinnya.

            Pada kasus tersebut, transaksi sudah sangat jelas, bahwa PT ABC mengeluarkan cash untuk menjaga agar mesin produksinya bisa berfungsi sebagaimana mestinya.

            Pengeluaran atas biaya maintenance ini dicatat dengan jurnal sebagai berikut :

            Debit | Office Maintenance 400.000
            Kredit | Cash 400.000

            # Perbaikan Aktiva Tetap | Repair

            Perbaikan (repair) adalah tindakan terhadap aktiva tetap dimana kegiatan ini lebih besar daripada pemeliharaan (maintenance).

            Apabila aktiva tersebut bisa berfungsi secara maksimal jika dilakukan tindakan perbaikan (repair) terlebih dahulu.

            Seperti ada bagian atau komponen pada aktiva yang menurun fungsinya TETAPI masih belum diperlukan pergantian menyeluruh atas aktiva tersebut.

            Contoh Kasus :

            Dari kasus PT ABC diatas, saat teknisi mulai akan memasukkan atau mengganti oli akan tetapi diketahui komponen saluran oli mesinnya diketahui bocor terkena korosi sehingga oli mesin tak bisa bekerja dengan semestinya.

            Untuk itu PT ABC harus mengeluarkan biaya tambahan untuk mengelas bagian mesin tersebut sebesar Rp 600.000,-

            Dari contoh kasus di atas, kita dapat melihat bahwa tindakan ini bukan hanya sekedar aktivitas melakukan pemeliharaan (maintenance) melainkan sudah terjadi aktivitas perbaikan (repairs) pada aktiva tetap mesin yang dimiliki PT ABC.

            Maka, PT ABC harus melakukan pencatatan sebagai berikut :

            Debit | Akumulasi Penyusutan Mesin 600.000
            Debit | Office Maintenance 400.000
            Kredit | Cash 1.000.000

            Apakah boleh dikapitalisasi semua ?

            Sabar, tunggu dulu dijawab nanti saja :)

            # Pergantian Komponen Aset 

            Penggantian komponen aktiva tetap, sudah jelas maksudnya, kegiatan mengganti satu atau beberapa komponen dari aktiva tetap

            Contoh Kasus :

            Ditemukan bahwa wiper kaca mobil rusak dan ban mobil operasional pecah, wiper tidak bisa dipakai lagi sedangkan ban pecah.

            Maka PT ABC perlu melakukan penggantian terhadap komponen yang sudah tidak berfungsi tersebut secara terpisah.

            Dari nota pembelian. tertera harga ban Rp 1.475.000,- dan harga wiper kaca mobil adalah 70.000,- 

            Atas transaksi tersebut, dilakukan pencatatan sebagai berikut :

            Debit | Maintenance 70.000
            Debit | Akumulasi Penyusutan Mobil 1.475.000
            Kredit | Cash 1.545.000


            Mengapa tidak dikapitalisasi semua ?

            Mengapa hanya ban mobil yang dikapitalisasi ?

            Ok, mohon sabar lagi ya, nanti dulu dijawabnya :)

            # Pengangkatan Kapasitas 

            Perusahaan yang sedang bertumbuh dan berkembang, biasanya jumlah produksinya juga meningkat.

            Akibatnya, perusahaan mau tak mau melakukan peningkatan kapasitas (upgrade) terhadap aset tetap yang digunakan, apakah itu gudang, mesin, tanah atau apapun itu sumber daya yang menghasilkan terhadap pertumbuhan perusahaan.

            Jika terjadi upgrading terhadap aktiva tetap, hal ini akan menimbulkan pengeluaran pengeluaran yang cukup bernilai material bagi perusahaan.

            Contoh Kasus Peningkatan Kapasitas (Up-grading)

            PT Bianglala, yang bergerak dalam usaha pakan ternak, akhir akhir ini mengalami permintaan pesanan, omzet terus bertambah.

            Untuk itu PT Bianglala memutuskan untuk menambah kapasitas mesin Boiler yang dimiliki saat ini.

            Pemanas boiler ini menggunakan bahan bakar kayu dan ingin di ubah menjadi bahan bakar batu bara agar kinerja boiler meningkat.

            Dalam peningkatan kapasitas tersebut, PT Bianglala mengeluarkan kas dengan rincian sebagai berikut :

            Pembelian Besi 17.000.000
            Biaya Pasang Teknisi 7.000.000
            Penadah Batu Bara 6.000.000
            Biaya Lain Lain 2.000.000

            Transaksi tersebut dicatat :

            Debit | Mesin 32.000.000
            Kredit | Cash 32.000.000

            # Turun Mesin | Overhaul

            Turun mesin (overhaul) akan dialami oleh aset tetap tipe mesin atau aktivitasnya menggunakan mesin.

            Contohnya: Mobil, Mesin produksi, mobil atau kendaraan lainnya dan peralatan yang berhubungan dengan produksi.

            Aktiva mengalami turun mesin jika untuk bisa membuat suatu aset berfungsi dengan baik diperlukan pembongkaran hampir menyeluruh pada komponen utama dari aktiva tetap tersebut, lalu dilakukan pemasangan kembali.

            Pada saat aktiva dalam proses turun mesin, terjadi juga proses pergantian komponen, pemeliharaan, juga perbaikan pada aset mesin tersebut.

            Aktivitas over haul umumnya terjadi saat mesin menurun output-nya secara signfikan karena penggunaan yang sering.

            Tindakan over haul akan memperpanjang umur keekonomian mesin tersebut.

            Maka pengeluaran yang timbul sebaiknya dikapitalisasi dengan mendebit rekening akumulasi penyusutan sebesar pengeluaran turun mesin tersebut.

            Contoh Kasus Turun Mesin

            PT ABC Melakukan Turun Mesin pada salah satu mesin produksinya.

            Mesin yang di beli 9 tahun lalu diperoleh dengan harga Rp 50.000.000.

            Saat itu, mesin tersebut diestimasi memiliki life time selama 10 tahun dengan menggunakan metode penyusutan garis lurus.

            Setelah dilakukan turun mesin tersebut, mesin tersebut diperkirakan akan mampu produktif hingga 5 tahun kedepan.

            Perusahaan menghabiskan dana hingga Rp. 8.000.000 untuk turun mesin tersebut

            Maka dilakukan pencatatan sebagai berikut :

            Debit | Akumulasi Penyusutan 8.000.000
            Kredit | Cash 8.000.000

            Notes :
            Jurnal diatas untuk mengkapitalisasi pengeluaran atas turun mesin sebesar Rp 8.000.000

            Masalah berikutnya :
            • Berapa akumulasi penyusutan setelah turun mesin?
            • Berapa besarnya Nilai Buku mesin setelah turun mesin?
            • Berapa biaya penyusutan yang akan dibebankan pada tahun ke 9 ?
            • Berapa Nilau Buku Tutup Tahun ke 9 nanti ?
                Maka perlu kita lakukan perhitungan awal sebagai berikut :

                Sebelum Turun Mesin
                Harga Perolehan 50.000.000
                Umur Ekonomis 10 Tahun
                Biaya Penyusutan Per Tahun 5.000.000
                Akumulasi Penyusutan Tahun ke 9 45.000.000
                Nilai Tutup Buku Tahun ke 9 5.000.000

                Setelah Turun Mesin
                Akumulasi Penyusutan  37.000.000
                Nilai Buku 13.000.000
                Tambahan Umur Ekonomis 5 Tahun
                Penyusutan Tahun ke 10 2.600.000
                Akumulasi Penyusutan Tahun ke 10 2.600.000
                Nilai Tutup Buku Tahun ke 10 10.400.000

                Keterangan
                Akumulasi Penyusutan 45.000.000 - 8.000.000
                Nilai Buku 50.000.000 - 37.000.000
                Penyusutan Tahun ke 10 13.000.000 : 5
                Akumulasi Penyusutan Tahun ke 10 2.600.000 x 1
                Nilai Tutup Buku Tahun ke 10 13.000.000 - 2.600.000


                Dari sana kita lihat.

                Setelah pengeluaran atas turun mesin di kapitalisasi sebesar Rp 8.000.000 dengan cara mendebit rekening Akumulasi penyusutan sebesar Rp 8.000.000

                Maka Akumulasi Penyusutan berkurang sebesar Rp 8.000.000 sehingga Akumulasi Penyusutan setelah turun mesin adalah :

                Rp 45.000.000 - Rp 8.000.000 =  Rp 37.000.000

                Nilai Buku menjadi

                Rp 50.000.000 - 37.000.000 = Rp 13.000.000

                Penyusutan yang dibebankan pada tahun ke-10 adalah sebesar :

                Rp 13.000.000 : 5 Tahun = 2.600.000

                5 Tahun adalah umur ekonomis setelah turun mesin, selama 5 tahun ke depan mesin tersebut dapat beroperasi

                Nilai Buku tutup tahun ke-8 ini pun menjadi bisa kita hitung, yaitu :

                Rp 13.000.000 – Rp 2.600.000 = 10.400.000

                Beberapa Hal yang Perlu Dipertimbangkan

                Diatas tadi pada contoh kasus, beli ban dikapitalisasi, sedangkan beli wiper mobil kok tidak dikapitalisasi ?

                Wiper mobil harganya cuma 70 ribu.

                Mau dikapitalisasi kok nilainya kecil amat, tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai laba jika langsung dibebankan.

                Ok, berikut ini yang perlu diperhatikan,

                Apakah pengeluaran aktiva tetap (expenditure) itu sebaiknya dikapitalisasi atau dibebankan pada periode tersebut ?

                1. Tingkat Keseringan

                Jika jenis pengeluaran tersebut sering terjadi dan sifatnya rutin, sebaiknya pengeluaran tersebut dijadikan biaya saja pada saat periode terjadinya pengeluaran atas aktiva tersebut.

                2. Materialitas

                Apabila suatu pengeluaran dirasa cukup material, hendaknya pengeluaran tersebut dikapitalisasi, sedangkan bila tidak, berarti di bebankan.

                Cara mengetahui material tidaknya dengan membandingkan pengeluaran yang terjadi dengan harga perolehan aset tetapnya.

                Tingkat materialitas dari toko bangunan tentu berbeda dengan perusahaan tambang.

                5 juta mungkin nilai yang material bagi toko bangunan. tapi bisa jadi recehan bagi perusahaan tambang !

                3. Lama Manfaat

                Jika pengeluaran terhadap aktiva tetap tersebut diprediksi akan memberikan manfaat yang lama atau lebih dari satu tahun buku.

                Maka sebaiknya pengeluaran atas aktiva tersebut hendaknya di kapitalisasi,

                Dan jika kurang dari satu buku, hendaknya tidak.

                Tapi sangkut pautkan juga dengan materialitasnya.

                4. Pengaruhnya terhadap Lama Manfaat atau Kapasitas Aktiva Tetap

                Apabila pengeluaran atas aktiva tetap tersebut di perkirakan memperpanjang umur atau meningkatkan kapasitas aktiva, hendaknya di kapitalisasi.

                Dan demikian sebaliknya.

                Bagaimana ?

                Sudah ada gambaran ?

                Perlakuan Akuntansi Aset Tetap

                Perlakuan Akuntansi Aset Tetap

                Perlakuan Akuntansi atas Aset Tetap (aktiva tetap)


                Penjelasan umum mengenai aktiva tetap atau yang juga dikenal dengan sebutan Aset Tetap berwujud silahkan baca di postingan pengertian Aset Tetap

                Secara umum, Perlakuan Akuntansi atas Aset Tetap dibagi kedalam beberapa fase
                1. Fase Perolehan Aset Tetap
                2. Fase Penggunaan Aset Tetap
                3. Fase Penarikan Aset Tetap
                akuntansi aset tetap
                Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap

                Perolehan Aktiva Tetap 


                Fase perolehan aktiva tetap adalah fase dimana aset tetap diperoleh hingga aset tetap tersebut dapat digunakan atau berfungsi. Permasalahan yang timbul pada fase ini meliputi:
                Perolehan Aktiva Tetap (Acquisition)
                Pemasangan Aktiva Tetap (Installation)
                Juga meliputi: Penilaian (pengukuran), Pengakuan (pencatatan) dan Pelaporan (disclosure) atas perolehan aset tetap.

                Penggunaan Aset Tetap 

                Fase dimana saat aset tetap sudah dan sedang dioperasikan, biasanya permasalahan yang timbul pada fase ini antara lain :
                • Pengeluaran (Expenditure)
                • Penyusutan & Amortisasi
                • Penilaian Kembali (Revaluation)

                Penarikan Aktiva Tetap | Retirement of Plant Assets

                Pada penarikan aktiva tetap ini, pembahasan bisa dibagi menjadi :
                • Penjualan Aset Tetap 
                • Penukaran Aset Tetap
                • Laba-Rugi Penarikan Aset Tetap
                Beserta : Penilaian (pengukuran), Pengakuan (pencatatan) dan Pelaporan (disclosure) atas penarikan aset tetap.

                Perlakuan Aset tetap juga menyenggol hal hal dibawah ini, kalau sempat nanti juga diposting
                • Audit dan Rasio Aktiva Tetap
                • Penilaian Investasi atas Aktiva Tetap
                • Sekilas mengenai Aktiva Tetap Sumber Daya Alam
                Kejadian kejadian khusus juga menarik untuk dibahas nantinya seperti aset yang tercuri atau aset terbakar, perlakuannya bagaimana?

                Sejauh ini, saya rasa cukup begini dulu gambaran perlakuan akuntansi aset tetap masing masing pos nanti akan diposting pelan pelan ya.. semoga bermanfaat


                Penyusutan Aset Tetap (Depreciation)

                Penyusutan Aset Tetap (Depreciation)

                Penyusutan Aktiva Tetap

                Penyusutan - Setelah Aset Tetap diperoleh, maka aset tetap tersebut akan digunakan oleh perusahaan untuk kegiatan operasional dan produksinya.

                Dalam fase ini, perlakuan akuntansi terhadap aktiva tetap ada beberapa perlakuan, salah satu perlakuan akuntansinya adalah PENYUSUTAN AKTIVA TETAP.

                Selain itu, perlakuan yang lainnya seperti expenditure dan revaluasi aset tetap yang akan saya bahas juga nantinya.

                Penyusutan Aktiva Tetap (Depreciation) merupakan konsekuensi dari penggunaan aktiva tetap dimana aktiva tetap akan mengalami penurunan fungsi.

                penyusutan aktiva tetap
                Penyusutan


                Standar Akuntansi Keuangan (SAK) menyatakan penyusutan adalah jumlah yang bisa disusutkan dialokasikan ke setiap periode akuntansi selama masa manfaat aset tetap menggunakan berbagai metode penyusutan yang sistematis.
                Apapun metode penyusutan yang digunakan, didalam dunia akuntansi diperlukan konsistensi dalam aplikasinya, tidak berubah ubah, tanpa memandang pertimbangan pajak ataupun tingkat keuntungan perusahaan.

                Ini supaya laporan keuangan nantinya bisa dibandingkan antara periode satu dengan periode yang lain, sebelum atau sesudahnya.

                Dalam bahasa sederhana, penyusutan aset tetap ialah biaya perolehan aset tetap yang dialokasikan kepada Biaya Operasional akibat penggunaan aset tetap.

                Atau dengan kata lain biaya yang dibebankan kedalam harga pokok produksi sebagai akibat dari penggunaan aset tetap dalam proses produksi serta operasional perusahaan secara umum.

                Contoh Jurnal Atas Penyusutan Aset Tetap sebagai berikut:

                Bentuk Jurnalnya :

                Debit | Penyusutan Rp xxx
                Kredit | Akumulasi Penyusutan  Rp xxx

                Biasanya dicatat saat tutup buku, besarnya nilai penyusutan tergantung dari beberapa faktor dan Ini dia beberapa faktor yang dapat mempengaruhi besarnya penyusutan.

                Faktor Faktor Penyusutan Aktiva Tetap

                1. Harga Perolehan [Acquisition Cost]

                Faktor yang sangat berpengaruh atas besaran biaya penyusutan adalah harga perolehan atau acquisition cost.  

                2. Nilai Residu atau Nilai Sisa Aset [Salvage Value]

                 Nilai Sisa Aset adalah prediksi atau taksiran potensi arus kas masuk bila aset tersebut dijual pada saat penarikan atau penghentian aset.

                Salvage Value tidak harus/selalu ada, misalnya pada masa penarikannya asetnya tidak bisa dijual atau tidak laku untuk dijual. hanya jadi limbah saja (scrap).

                Eh, bahkan scrap pun masih ada nilai jualnya.

                Umur Ekonomis Aset Tetap [Economical Life Time]

                 Dalam penentuan beban penyusutan, yang dijadikan bahan perhitungan adalah umur fungsional yang biasa dikenal dengan umur ekonomis.

                Biasanya aset tetap memiliki dua (2) jenis umur:
                • Umur fisik Aset Tetap, berhubungan dengan kondisi fisik suatu aset tetap.
                Suatu aset memiliki umur fisik apabila secara fisik aset tersebut masih baik kondisinya meskipun mengalami penurunan fungsi.
                • Umur Fungsional Aset Tetap, berhubungan dengan kontribusi aset tetap tersebut dalam penggunaanya. 
                Aset Tetap masih mempunyai umur fungsional apabila aset tetap tersebut masih memberikan manfaat atau kontribusi dalam operasional produksi perusahaan meskipun secara fisik suatu aset tersebut sudah tidak baik

                Atau bahkan jika suatu fisik aset perusahaan masih dikatakan baik, tapi karena tidak berkontribusi bagi perusahaan, maka aset belum tentu memiliki umur fungsional.

                Metode Metode Penyusutan Aset Tetap  (Depreciation Method)

                • Metode penyusutan yang berdasarkan waktu yaitu metode garis lurus, metode pembebanan yang menurun yang terdiri dari metode jumlah angka tahun dan metode saldo menurun atau metode saldo menurun berganda.
                • Metode penyusutan berdasarkan penggunaan yaitu metode jam jasa dan metode jumlah unit produksi.
                • Metode penyusutan yang berdasarkan kriteria lainnya yaitu metode berdasarkan jenis kelompok, metode analisis, metode sistem persediaan.

                Namun, kebanyakan di Indonesia hanya ada beberapa metode saja yang sering digunakan dalam praktenya.

                Berikut adalah 2 metode penyusutan yang paling sering diaplikasikan karena mudah dan juga relevan dengan perlakuan akuntansi.

                Metode Garis Lurus [ Straight Line Method ]

                Metode ini menganggap aset tetap akan mengalirkan manfaat yang merata disepanjang penggunaannya, sehingga aset tetap dianggap akan mengalami tingkat penurunan fungsi yang sama besar disetiap periode penggunaan hingga aset tetap tidak dapat digunakan lagi.

                Metode ini adalah salah satu metode yang termasuk paling banyak diaplikasikan oleh perusahaan perusahaan di indonesia.

                Untuk penerapan “Matching Cost Principle”, metode penyusutan garis lurus digunakan untuk menyusutkan aset tetap yang fungsinya tak terpengaruh oleh besarnya volume output yang dihasilkannya.

                Contohnya: bangunan, peralatan kantor dll

                Metode Saldo Menurun [ Declining Balance Method ]

                Dalam Metode saldo menurun ini, aset tetap tetap diasumsikan memberikan manfaat terbesarnya pada periode awal masa penggunaan.

                Kemudian akan mengalami penurunan fungsi yang makin besar di periode-periode berikutnya seiring umur ekonomis aktiva tetap yang berkurang.

                Jadi semakin lama aktiva digunakan maka kontribusinya akan menurun.

                Metode saldo menurun ini cocok diaplikasikan pada aset tetap dimana tingkat ke-aus-annya bergantung dari volume output yang dihasilkan.

                Contohnya: mesin produksi.
                Perolehan Aset Tetap Dengan Pertukaran dan Kredit

                Perolehan Aset Tetap Dengan Pertukaran dan Kredit

                Perolehan Aset Tetap

                Perolehan Aktiva Tetap - Setelah sebelumnya saya memposting tentang perolehan aset tetap yang diperoleh dari pembelian secara tunai, kali ini saya akan memposting mengenai perolehan aset tetap yang diperoleh dengan cara lain. 

                Kita tahu, untuk mendapatkan aktiva tetap, ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh perusahaan. Seperti membeli aktiva tersebut secara tunai, dicicil (kontrak jangka panjang), pertukaran, dibangun sendiri maupun dengan saham.
                perolehan aset tetap
                Perolehan Aktiva Tetap

                Aset Tetap Diperoleh dari Pembelian Kredit

                Dalam perolehan aktiva tetap dengan membelinya secara kredit (pembayarannya secara cicilan), maka tidak perlu adanya pengeluaran kas sekaligus, tetapi kas dikeluarkan secara bertahap sesuai deal kesepakatan bersama kredito.

                Selain itu dengan transaksi pembelian aset secara kredit ini akan menimbulkan bunga yang harus dibayar.
                Aktiva tetap yang diperoleh dengan pembelian angsuran, dalam menentukan harga perolehannya tidak termasuk bunga didalamnya.

                Bunga yang timbul dibebankan pada saldo yang belum dibayar atas kontrak dicatat sebagai biaya.

                Contoh :

                Pada tanggal 2 januari 2014 PT. Foraz membeli sebuah gedung dengan cara mencicil seharga Rp. 100.000.000 dengan uang muka Rp. 25.000.000 sisanya diangsur setiap akhir tahun selama tiga tahun dengan bunga 5% per tahun.
                Jurnal 2 Januari 2014

                Debit | Building Rp100.000.000
                Kredit | Cash Rp25.000.000
                Kredit | Contract Payable Rp75.000.000


                Jurnal 31 Desember 2014

                Debit | Contract Payable * Rp25.000.000
                Debit | Interest Expense ** Rp3.750.000
                Kredit | Cash Rp28.750.000

                Notes :
                *     Contract Payable (utang) Rp 75.000.000 dibagi 3 tahun = Rp 25.000.000
                 **  Bunga 5% dari Saldo utang kontrak: 5% x Rp 75.000.000 = Rp 3.750.000


                Jurnal 31 Desember 2015

                Debit | Contract Payable  Rp25.000.000
                Debit | Interest Expense  Rp2.500.000
                Kredit | Cash Rp27.500.000


                Jurnal 31 Desember 2016

                Debit | Contract Payable  Rp25.000.000
                Debit | Interest Expense  Rp1.250.000
                Kredit | Cash Rp26.250.000


                #Pertanyaan

                Mengapa bunga tidak dimasukkan harga perolehan aset tetap berwujud?

                Bukankah aset tetap di akui sebesar harga perolehan yang merupakan harga dari barang ditambah semua biaya biaya yang diakibatkan dari transaksi aset tetap hingga aset tersebut siap digunakan/beroperasi?

                Untuk hal ini lebih baik dibahas pada lain kesempatan saja. :)

                Aset Tetap Diperoleh dengan Pertukaran

                Pertukaran aset tetap dengan pertukaran maksudnya ialah aset tetap yang telah dimiliki ditukar dengan aset yang dimiliki oleh entitas/orang lain.

                Terdapat beberapa masalah yang muncul dalam penentuan nilai-nya. Hal ini disebabkan berbagai kondisi atas pertukaran aset yang terjadi, dan ini dia beberapa hal/kondisi yang patut diperhatikan:
                1. Apakah pertukaran aset sejenis atau tidak sejenis
                2. Apakah diketahui harga pasar asetnya atau tidak diketahui
                3. Apakah disertai dengan arus kas atau tidak disertai arus kas
                Ada beberapa kemungkinan kombinasi yang terjadi atas pertukaran aset tetap diatas, juga bagaimana perlakuan dalam akuntansinya:

                # 1. Harga pasar aktiva tetap diketahui dan tidak disertai dengan arus kas

                Aset tetap yang diperoleh dicatat sebesar harga pasar aset tetap dan mempunyai bukti transaksi yang memadai. Apabila kedua aset keabsahan buktinya sama sama kuat, maka yang dicatat dan diakui adalah harga pasar aset yang diserahkan, akan tetapi apabila aset yang diterima mempunyai bukti transaksi yang lebih lengkap dan lebih handal keabsahannya maka aset tetap perolehannya diakui sebesar aset yang diterima.

                # 2. Harga pasar aset tidak diketahui baik sejenis ataupun beda jenis

                Perolehan aset diakui sebesar nilai buku aset tetap yang dikeluarkan. akumulasi penyusutan aset tetap yang dikeluarkan/diserahkan perlu dihapus dalam kasus ini.

                Aset tidak sejenis, harga pasar aset diketahui, ada/disertai arus kas

                Apabila disertai arus kas, ada dua kemungkinan:
                1. Arus kas masuk, artinya ada laba dari pertukaran aset tetap, diakui laba pertukaran
                2. Arus kas keluar, artinya ada rugi dari pertukaran aset, diakui rugi pertukaran 
                Aset yang ditukar sejenis, Harga pasar aset diketahui,disertai arus kas
                1. Indikasi rugi, maka rugi pertukaran diakui
                2. Indikasi laba, maka jangan diakui sebagai laba

                Contoh Pertukaran Aset Tetap :

                PT. Foraz menukarkan kendaraannya dengan sebuah mesin. Harga perolehan kendaraan Rp. 100.000.000, Akumulasi penyusutan pada saat penukaran adalah Rp. 20.000.000,

                Harga Mesin Rp. 45.000.000, dalam pertukaran tersebut perusahaan menambah uang sebesar Rp. 5.000.000

                Perhitungan :

                - Harga Perolehan Mobil Rp100.000.000
                - Akumulasi Penyusutan (Rp20.000.000)
                - Nilai Buku Rp80.000.000
                - Harga Perolehan Mesin Rp90.000.000
                - Pembayaran (Rp5.000.000)
                - Harga Pasar Mobil Rp85.000.000
                - Laba Pertukaran Rp5.000.000


                Jurnal :

                Debit | Machine Rp90.000.000
                Debit | Accumulation Depreciation Rp20.000.000
                Kredit | Automobile Rp100.000.000
                Kredit | Cash Rp5.000.000
                Kredit | Gain on Exchange of Plants Assets Rp5.000.000


                #Pertanyaan

                Ada laba dan rugi dalam pertukaran, dan langsung di akui dalam laporan keuangan.

                Masih ingat tentang perolehan aset tetap secara gabungan/lumpsum? Silahkan baca [disini] lebih jelasnya.

                Pada tulisan tersebut, apabila terdapat selisih, maka selisih itu di distribusikan kepada aset tetap yang diperoleh, tidak dimasukkan atau dikapitalisasi ke dalam aset tetap.

                Sedangkan di sini, kita lihat langsung di akui laba atau rugi jika ada selisih, padahal judulnya sama, "Perolehan Aset Tetap"! perkara itu karena caranya yang berbeda, katakanlah, yang satu dibeli secara tunai, yang satu dengan ditukar. Tapi benang merahnya sama, ada aset yang dikeluarkan untuk memperoleh aset yang baru.

                Dan kenapa jika ada selisih, perlakuannya berbeda?

                Nah ini juga keanehan dalam metode ini, saya juga bertanya logikanya darimana. next posting jika ada waktu ingin sekali saya bahas. mungkin ada yang bisa bantu menjelaskan?

                Baiklah, untuk saat ini sekian dulu mengenai perolehan aset tetap masih ada lagi cara perolehan dengan metode lain. Silahkan anda baca Perolehan Aktiva Dibangun Sendiri dan Perolehan Aktiva melalui Surat Berharga (saham atau obligasi)

                Perlakuan Akuntansi Aset Hilang Dicuri Maling

                Perlakuan Akuntansi Aset Hilang Dicuri Maling

                Berbicara aktiva tetap, sudahkan Anda membaca perlakuan akuntansi aktiva tetap ?

                Bagaimana seandainya jika aset tetap yang dimiliki oleh perusahaan tiba tiba saja hilang tercuri maling ?

                Bagaimana perlakuan akuntansi aset yang hilang ?
                Aktiva TEtap Hilang TErcuri
                Aktiva Hilang Tercuri

                Aset tetap hilang tercuri ?

                Memang kejadian seperti ini sangat mungkin terjadi.

                Hilang karena sistem keamanan yang kendor terhadap pihak luar, bahkan keterlibatan orang orang dalam perusahaan itu sendiri. niscaya bisa terjadi kapan pun.

                Aset tetap yang hilang merupakan salah satu alasan penarikan aset tetap (plant asset retirement).

                Selain hilang, aset yang terbakar atau rusak juga merupakan alasan penarikan aset dengan kasus yang khusus, nanti akan saya tulis di lain postingan.

                Di tulisan ini akan saya bahas perlakuan dan prosedur penghapusan aset tetap yang hilang dicuri maling.

                Aset Tetap Hilang Tercuri (Theft Asset)

                Dalam kasus seperti ini aset tetap yang hilang tentu harus dihapus dari buku atau catatan perusahaan.

                Pengahapusan buku atas aset tetap dilakukan berdasarkan bukti surat kehilangan dari pihak pihak kepolisian.

                Tetapi bagaimana seandainya jika surat laporan kehilangan dari pihak kepolisian tidak ada ?

                Maka tidak bisa dilakukan penghapusan, pembuktiannya sangat sulit saat laporan keuangan kepada stake holder, mereka bakal tidak percaya.

                Untuk itu diperlukan surat lapor kehilangan dari pihak kepolisian sebagai dasar penghapusan aset tetap.
                Contoh Kasus

                Pada tanggal 6 Juni 2014, PT.Foraz kehilangan mesin printing yang dahulu dibeli pada tanggal 01 Maret 2014 dengan harga perolehan Rp 160,000,000.

                Atas kehilangan tersebut pihak PT. Foraz telah melaporkannya kepada pihak kepolisian dengan surat lapor no. 0606/IV/SLK/POLRI/2014 tertanggal 06 Juni 2014.

                Sekedar diketahui, PT Foraz Dalam menghitung penyusutannya menggunakan metode garis lurus.

                Diperkirakan umur ekonomis mesin printing diperkirakan 4 tahun, dan PT Foraz tidak memperkirakan nilai sisa atau nilai residu pada aset mesin printing tersebut (nilai residu 0)

                Bagaimana prosedur penghapusan mesin printing tersebut ?

                Prosedur penghapusannya sebenarnya sederhana saja:
                Langkah pertama :

                Update nilai buku mesin printing

                Upadate nilai buku dengan menghitung penyusutan mesin printing dari tanggal perolehan mesin hingga tanggal hilangnya mesin printing tersebut.

                Penyusutan 01 Maret – 06 Juni 2014:

                Mesin printing telah dipergunakan selama 3 bulan

                Penyusutan = 3/12 x (160,000,000/4) = Rp 10.000.000

                Kemudian selanjutnya kita akui penyusutan mesin printing tersebut dengan jurnal :

                Debit | Depreciation Rp10.000.000
                Kredit | Accumulated Depreciation Rp10.000.000

                Notes:
                Penjurnalan diatas untuk:
                • Mengakui biaya penyusutan sebesar Rp 10.000.000
                • Mengakui akumulasi penyusutan dengan besaran nominal yang sama.

                Maka, nilai buku handycam per 06 Juni 2014, tanggal dimana aset tersebut hilang tercuri:
                Perolehan mesin printing - Akumulasi penyusutan

                Rp 160.000.000 - Rp 10.000.000
                = Rp 150.000.000

                Jadi saat aset tersebut hilang, nilai bukunya sebesar Rp 150.000.000 

                Langkah berikutnya:

                Hapus nilai mesin printing yang hilang


                Aset tetap yang hilang dihapuskan dengan jurnal :

                Debit | Accumulated Depreciation Rp10.000.000
                Debit | Rugi Kehilangan Aktiva Tetap Rp150.000.000
                Kredit | Aktiva Tetap - Mesin Printing Rp160.000.000

                         Kesimpulan : kerugian diakui sebesar nilai buku aset tetap yang hilang.

                Pelaporan Penghapusan Aset Tetap yang Hilang

                Di akhir periode, mesin printingnya sudah tidak kelihatan lagi pada neraca karena saldo-nya sudah NOL sedangkan kerugian yang dialami diklasifikasikan ke dalam kelompok pos pos luar biasa (extra ordinary items).

                Dan dalam catatan laporan keuangan diberikan penjelasan mengenai terjadinya extraordinary items tersebut.

                Bagaimana perlakuan akuntansi jika aset tetap terbakar atau rusak?

                Silahkan baca disini: Aktiva tetap yang terbakar atau rusak

                Ruang Lingkup Manajemen Keuangan

                Ruang Lingkup Manajemen Keuangan

                Ruang lingkup manajemen keuangan terdiri dari keputusan pendanaan, keputusan investasi dan keputusan dalam pengelolaan aset

                Ruang Lingkup Manajemen Keuangan

                ruang lingkup manajemen keuangan
                ruang lingkup manajemen keuangan

                01. Keputusan Pendanaan

                Keputusan pendanaan pada lingkup manajemen keuangan adalah bagaimana kebijakan dan upaya manajemen dalam mencari dana bagi perusahaan.

                Dana tersebut nantinya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan seperti untuk menjalankan kegiatan operasional perusahaan, ekspansi usaha ataupun untuk membayar utang perusahaan.

                Contoh kebijakan manajer keuangan dalam keputusan pendanaan adalah perusahaan mencari utang atau menambah modal baru.

                Misalnya perusahaan bisa menerbitkan surat berharga baik saham (modal baru) maupun olbligasi (hutang) di pasar modal.

                Selain itu juga mempertimbangkan sifat kebijakan pendanaan apakah  bersifat jangka panjang atau jangka pendek sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan perusahaan.

                Sumber pendanaan perusahaan bisa berasal dari eksternal perusahaan ataupun dari internal perusahaan itu sendiri.

                02. Keputusan Investasi

                Ruang lingkup manajemen keuangan berikutnya adalah keputusan investasi. Apabila pendanaan perusahaan sudah diperoleh oleh manajemen. Manajemen keuangan bisa menentukan kebijakan tentang penanaman modal untuk penguatan perusahaan.

                Manajer keuangan mempertimbangkan dan memutuskan penggunaan dana yang diperoleh untuk kegiatan investasi.

                Ada banyak bentuk dan jenis kegiatan investasi yang bisa dijalankan.

                Seperti diinvestasikan dalam bentuk pembelian aktiva tetap seperti tanah, mesin, gedung atau peralatan yang lainnya.
                Manajemen juga bisa menginvestasikan dana yang ada dalam bentuk aktiva finansial dengan melakukan pembelian surat surat berharga seperti obligasi dan saham.

                Apapun yang dilakukan manajemen dalam keputusan investasinya.

                Kemana dana itu akan diinvestasikan. Yang jelas, hasil yang akan diperoleh dari investasi tersebut akan dirasakan hingga beberapa periode jangka panjang kedepan.

                Bukan hanya pada saat periode dimana investasi itu dilakukan. Tidak hanya dirasakan 1-2 tahun saja.

                03. Keputusan Pengelolaan Aset

                Aset atau aktiva adalah kekayaan perusahaan yang sangat penting dan fundamental yang harus dimiliki.

                Salah dalam mengurusnya adalah mimpi buruk. Pengelolaan aset menjadi sangat penting bagi jalannya operasional perusahaan.

                Manajer keuangan harus mampu membuat kebijakan dalam mengelola berbagai aset yang dimiliki perusahaan untuk bisa beroperasi secara efektif dan efisien.

                Tidak menjadi beban tambahan bagi perusahaan.

                Aset bisa berupa aset lancar dan aset tetap.


                Contoh pengelolaan aset yang bisa dilakukan oleh manajer keuangan misalnya aktiva tetap yang sulit atau tidak bisa berkurang (susut) nilainya seperti tanah akan didanai dengan laba ditahan atau modal sendiri.

                Aktiva lancar yang dibiayai dengan menggunakan utang lancar yang jatuh temponya lebih panjang dari usia aktiva lancar dan sebagian dari hutang jangka panjang.

                Ada beberapa ciri ciri dalam pengelolaan aset oleh manajemen keuangan yang umum dilakukan yang bisa berbeda berdasarkan jenis usaha yang dijalankan.

                Perusahaan yang bergerak dibidang perdagangan memiliki cara yang berbeda dengan perusahaan yang bergerak dibidang jasa ataupun industri dalam mengelola aktivanya.

                # Usaha Perdagangan

                Perusahaan yang bergerak dibidang usaha dagang kecenderungan memiliki aktiva lancar yang lebih besar daripada aktiva tetapnya.

                Mengapa manajer keuangan dibidang usaha perdagangan cenderung meningkatkan aktiva lancar daripada aktiva tetapnya ?

                Dalam usaha perdagangan. Dimana perusahaan hanya menjual barang dagang tanpa harus memproduksi sendiri barang dagangnya lebih mementingkan tingkat kelancaran arus kas (cash flow) daripada harus menimbun aktiva tetap.

                Perputaran barang dagang sangatlah penting bagi usaha perdagangan.

                Perputaran uang adalah nyawa. Persediaan barang dagang masuk, sesegera mungkin harus keluar terserap oleh pasar (terjual).

                Semakin cepat perputaran barang, semakin meningkat margin yang diterima perusahaan.

                Untuk menjaga kelancaran arus cash flow tersebut,  maka perusahaan yang bergerak diusaha perdagangan sangat membutuhkan aktiva lancar (kas atau setara kas) yang mencukupi.

                Semakin lancar semakin baik. daripada harus menumpuk kekayaan berupa aset teap yang kontribusinya sangat minim dalam perputaran persediaan barang dagang.

                Coba bayangan, ketika seseorang berhasil menjual barang dagangnya, kemudian mengalami kesulitan untuk "kulakan" barang dagang lagi. Kas yang ada tidak mencukupi. Yang ada hanya tanah dan ruko misalnya. Sehingga tidak punya cukup persediaan barang dagang lagi yang bisa dijual.

                Tanah dan ruko tidak bisa membantu banyak karena persediaan barang dagang tidak ada. Tidak ada yang bisa dijual kembali. Selain rugi waktu, akan banyak peluiang yang hilang karena tidak bisa menjual apapun.

                # Usaha Jasa

                Perusahaan yang bergerak dibidang jasa mempunyai kecenderungan untuk memikirkan aktiva lancar yang lebih kecil daripada aktiva tetapnya.

                Hal yang sangat berkebalikan jika dibandingkan dengan perusahaan dagang.

                Perusahaan jasa dalam memajukan usahanya berporos pada tingkat pelayanan jasa yang diberikan kepada konsumen. Kenyaman dan kepuasan konsumen adalah jalanya.

                Ketidakpuasan konsumen berarti tidak ada repeat order dan campaign yang buruk.

                Supaya bisa melayani konsumen dengan maksimal, sebisa mungkin sumber daya perusahaan yang dibutuhkan selalu dalam kondisi yang maksimal. Terutama aktiva tetap perusahaan, apalagi yang bersentuhan langsung dengan pelayanan konsumen.

                Contohnhya...

                Secara kasat mata kita bisa lihat bagaimana Telkomsel merajai ceruk pasar yang ada diluar wilayah perkotaan. Dipedesaan, terutama daerah yang minim infrastuktur, operator telekomunikasi lainnya tidak bisa berbuat banyak dalam persaingan untuk merebut pasar.

                Telkomsel memiliki aktiva tetap berupa BTS yang jauh lebih unggul dengan kompetitor lainnya diwilayah luar perkotaan. Operator selain telkomsel tidak bisa memberikan pelayanan yang maksimal terhadap konsumennya.

                Pada akhirnya, secara data Telkomsel mendominasi market share jasa telekomunikasi didaerah.

                Atau anda pernah melihat laporan keuangan PT KAI, PLN ataupun Pelindo 3 ?

                Ketiganya adalah perusahaan jasa.

                Jumlah aktiva tetap persuahaan BUMN tersebut jauh lebih banyak dibandingkan dengan aktiva lancar yang mereka punya.

                # Usaha Industri

                Manajer keuangan diperusahaan yang bergerak dibidang industri cenderung untuk menyeimbangkan nilai antara aktiva lancar dan aktiva tetap yang dimiliki.

                Selain menjual barang produksi hasil sendiri, unit usaha industri membutuhkan pasokan aktiva lancar yang cukup untuk memenuhi penyediaan bahan baku barang produksinya.

                Untuk memaksimalkan proses produksi, perusahaan industri juga wajib untuk menyediakan aktiva tetap dalam kondisi yang maksimal untuk menghasilkan produknya.

                Jika perusahaan memiliki aktiva tetap mesin pabrik, gudang yang luas namun kesulitan dalam penyediaan bahan baku karena tidak tercukupinya aktiva lancarnya, maka perusahaan akan kesulitan dalam beroperasi.

                Begitu juga jika perusahaan memiliki cukup kas untuk menyetok persediaan bahan baku namun tidak memiliki mesin yang memadai, maka produksi tidak bisa maksimal.

                Manajer keuangan harus menyesuaikan dimana perusahaan mereka berada. Bagaimana perusahaan beroperasi dan faktor lainnya untuk memutuskan dalam mengambil kebijakan pengelolaan aset.

                Salah langkah dalam pengelolaan aset yang ada maupun yang akan ada adalah bencana bagi perusahaan. Tertinggal dalam persaingan hingga menurunnya nilai perusahaan yang berujung pada kerugian bagi pemilik saham.

                Mengenal HIPOTIK, Sebuah Hutang Jangka Panjang

                Mengenal HIPOTIK, Sebuah Hutang Jangka Panjang

                Pengertian Hipotik

                Hipotik adalah utang yang menggunakan aktiva tetap sebagai jaminan. aktiva tetap perusahaan contohnya gedung, bangunan, rumah, mesin, tanah maupun kapal laut.

                Perusahaan yang membutuhkan dana untuk berkembang menembuh berbagai upaya untuk memenuhi kebutuhan pendanaan jangka panjang. Bisa menempuh cara menambah modal, menggunakan laba yang dihasilkan (retaired earning) ataupun dengan berhutang.

                Untuk jangka panjang. Selain obligasi, hipotek atau juga dikenal sebagai mortgage adalah jenis hutang yang paling sering digunakan.

                Umumnya, pihak kreditur dengan skema pinjaman hipotik adalah bank. Tentunya dengan syarat syarat perbankan tertentu yang harus dipenuhi apabila ingin mendapatkan pinjaman hipotik.

                Jatuh tempo hipotik adalah dalam jangka waktu yang cukup lama. Bisa 15-25 tahun.

                Setelah adanya perjanjian hutang hipotik, kreditur atau pemberi pinjaman akan memegang kepemilikin aset perusahaan. Namun selama dalam masa cicilan pembayaran hutang dan bunga. Perusahaan masih bisa menempati, memanfaatkan, mengoperasionalkan aset tersebut seperti aktiva tetap milik perusahaan sendiri.

                Pengertian hipotik dikenal juga dengan 'klaim atas properti'. Apabila peminjam tidak bisa melakukan pembayaran hipotik. Kreditur bisa menyita aset yang dijadikan jaminan atas hipotik tersebut.

                pinjaman dana hipotek
                sumber gambar : shareicon

                Bunga Hipotik

                #1. Hipotik Bunga Tetap

                Dengan skema bunga tetap ini. Peminjam uang akan membayarkan pinjaman pokok dan bunga sesuai yang telah disepakati. Bunga yang dibayarkan tingkat suku bunganya tetap. Tidak berubah-ubah.

                Jadi semisal nanti kedepan suku bunga umum naik turun fluktuatif, Tingkat suku bunga utang hipotik tidak akan berubah.

                Mungkin bulan depan tingkat suku bunga umum naik, maka suku bunga hutang hipotik tidak ikut naik. Dan begitu pula sebaliknya. Apabila kedepan tingkat suku bunga secara umum turun. Maka tingkat suku hipotik masih tetap.

                #2. Hipotik Bunga Mengambang

                Mungkin ada istilah lain yang lebih tepat dan lebih umum. Maksudnya bunga mengambang adalah. Besaran tingkat suku bunga yang dibayarkan dengan skema ini adalah tidak tetap alias mengambang. Mengikuti tingkat suku bunga bank yang berlaku dipasaran.

                Mungkin pada bulan ini tingkat suku bunga hipotik sebesar sekian persen. Namun pada periode berikutnya, angkanya bisa saja berubah. Bisa turun dan juga bisa naik. Sesuai dengan tingkat suku bunga bank.

                Objek Hipotik

                Objek utang hipotik adalah aset tidak bergerak yang bisa dipindah-tangankan beserta seluruh perlengkapan yang ada. Misalnya jaminan atas semua tanah yang berstatus hak milik. Hak guna usaha dan hak guna bangunan, Seperti bangunan rumah, pabrik, gudang, hotel dan lain sebagainya.

                Hipotik kapal laut.

                Di Indonesia, kapal laut bisa menjadi objek hipotik. Ukuran kapal laut yang bisa dijadikan jaminan hipotik adalah kapal laut yang berukuran 20 m3 (kotor) keatas.

                Ciri Khas dan Sifat Hipotik

                Ciri khas hipotik berdasarkan KUH Perdata adalah sebagai berikut :
                • Ondeelbar, adalah hipotik tidak bisa dibagi-bagikan karena hipotek berada diatas semua aset yang menjadi objeknya. Artinya apabila sebagian hutang hipotik telah dibayar maka sebagian hak hipotik tidak otomatis dihapus.
                • Accecoir, adalah hipotik merupakan sebuah perjanjian tambahan. Perjanjian utamanya adalah perjanjian hutang-piutang.
                • Verhallsrech, Bingung cara membacanya? berhaalsrecht adalah hak mengenai pelunasan hutang saja. Tidak mempunyai hak untuk memiliki benda yang dijaminkan. Tetapi apabila diperjanjikan, kreditur bisa memiliki hak untuk menjual aset jaminan yang disepakatai atas kekuasaan sendiri apabila debitur melakukan kelalaian..
                Berdasarkan pada KUH Perdata, sifat yang dimiliki oleh hipotik dari apa yang ada pada hak kebendaan biasanya seperti :
                • Absolut, merupakan hak yang bisa dipertahankan terhadap segala tuntutan dari siapapun.
                • Droit de Suite merupakan hak dimana hak tersebut mengikuti aset yang dijaminkan berada ditangan siapa aset tersebut berada.
                • Droit de Preference, adalah seseorang yang memiliki hak untuk didahulukan pembayaran piutangnya diantara para pemberi hutang lainnya. Hak disini tidak dipengaruhi oleh situasi pailit atau penyitaan yang dilakukan terhadap aset yang dijaminkan.

                Asas dalam Hipotik

                Sri Soedewi Masjchoen Sofwan dalam bukunya Hukum Perdata: Hak Jaminan Atas Tanah menjelaskan tentang 3 asas hukum yang berada dalam hipotik adalah

                #1 Asas Specialiteit

                Asas Specialiteit adalah asas yang menyatakan bahwa utang hipotek hanya bisa dilandasi atas aset aset yang ditunjuk khusus.

                Aset tidak bergerak yang yang terikat sebagai tanggungan.

                Contohnya aset yang jaminkan hipotik itu wujudnya seperti apa, dimana letak lokasinya, berapakah besar kecil atau luas aset beserta batasan batasannya.

                #2. Asas Publicitiet 

                Asas Publicitiet merupakan asas dimana hipotik tersebut diwajibkan untuk didaftarkan pada register umum agar bisa diketahui oleh pihak lainnya.

                #3. Asas Ondeelbaarheid 

                Asas Ondeelbaarheid atau atas tidak bisa dibagi bagi. Artinya hipotik membebani semua aset  yang menjadi jaminan dalam keseluruhan. Aset dan setiap bagian-bagian dari aset bergerak. Apabila hutang hipotik telah dibayar sebagian, maka pembayaran tersebut tidak akan mengurangi sebaian dari aset yang dijaminkan.

                  Janji (Bedingen) dalam Hipotik | Bedigen

                  Umumnya, pada perjanjian utang hipotik, sudah sangat lazim diadakan perjanjian-perjanjian yang tujuannya untuk melindungi kepentingan peminjam atau kreditur agar tidak dirugikan.

                  Perjanjian tersebut harus dicantumkan dengan tegas didalam akta hipotik. Biasanya perjanjian dalam hipotik adalah berisi tentang janji mengenai sewa. Janji untuk tidak dibersihkan. Janji mengenai asuransi. Janji untuk menjual atas kekuasaan sendiri. Di Indonesia, semua isi perjanjian tersebut sudah diatur dalam undang-undang yang ada.

                  Hak dan Kewajiban dalam Hipotik

                  Terhitung ketika terjadinya pembebanan hutang hipotik, maka ketika itu pula muncul hak dan kewajiban diantara kedua belah pihak. Pemberi (penghutang) dan penerima hipotik (kreditur).

                  Hak pemberi utang hipotik adalah :
                    1. Tetap bisa menggunakan aset.
                    2. Tetap menguasai aset, asalkan pemberi pinjaman tidak dirugikan. Seperti merubah aset. Mengurangi nilai, ukuran dan kapasitas aset jaminan.
                    3. Mendapatkan dana pinjaman.
                      Kewajiban pemberi hutang hipotik adalah :
                        1. Membayar cicilan hutang pokok dan bunga pinjaman hipotek.
                        2. Jika terjadi keterlambatan pembayaran, peminjam berkewajiban membayar denda.
                          Hal hal yang menjadi kewajiban pemberi utang hipotik adalah hak yang akan diterima oleh penerima hutang hipotik seperti hak menerina pembayaran cicilan hutang pokok beserta dengan bunga pinjamannya.

                          Menerima pembayaran denda apabila pemberi utang hipotik melakukan keterlambatan pembayaran.

                          Kewajiban penerima hipotik, Tentu saja apa saja yang merupakan hak pemberi utang hipotik adalah merupakan kewajiban bagi penerima utang hipotik seperti berkewajiban menberi pinjaman kepada pemberi hipotik.

                          Berakhirnya Hipotik

                          Bagaimana sebuah perjanjian hutang hipotik bisa berakhir ?

                          Ada beberapa hal yang menyebabkan terhentinya sebuah perjanjian utang hipotik adalah :
                          • Hutang hipotik beserta bunga telah dibayar lunas oleh pemberi hipotik.
                          • Musnahnya aset yang menjadi jaminan pada perjanjian hipotik. Hal ini bisa terjadi misalnya gedung yang hancur karena bencana alam. Kapal yang tenggelam. Tanah yang longsor dan lain lain.
                          • Berakhirnya jangka waktu hipotik, maka hapuslah hak hipotik tersebut.
                          • Menurut KUH Perdata pasar 1169, penghapusan hak  hipotik juga bisa apabila pemilik aset bergerak yang dijaminkan hanya memiliki hak bersyarat terhadap aset tersebut dan hak bersyarat tersebut terhenti.
                          • Bisa juga perjanjian hipotik gugur disebabkan oleh daluarsa yang membuat seseorang bebas dari sebuah kewajiban (daluarsa ekstraktif)
                          • Apabila kreditur atau penerima hipotik dengan sukarela melepaskan hak hipoteknya. Pelepasan sukarela seperti ini tidak ditentukan secara bentuk hukumnya. Namun harus diungkapkan dengan tegas dan jelas. 

                          Manfaat Hipotik

                          Ada beberapa manfaat dari mengambil utang hipotik daripada pendanaan jenis lain. diantarnaya:

                          # Manfaat Pajak

                          Bunga dari utang hipotik bisa mengurangi pajak.

                          Bunga yang harus dibayarkan setiap periode menjadi salah satu pengurang beban pajak perusahaan. Dengan bunga ini, perusahaan dapat membayar pajak lebih kecil daripada yang seharusnya dibebankan jika tanpa adanya bunga.

                          Misalnya, perusahaan ingin membeli sebuah gudang. Jika perusahaan tersebut memilih membeli dengan membayar tunai dari kas internal perusahaan. Maka tidak ada bunga.

                          Namun apabila perusahaan membeli gudang tersebut dengan meminjman menggunakan hipotik bank misalnya, maka akan ada bunga. Dan bunga ini bisa mengurangi jumlah pajak terutang perusahaan. Terlebih jika dibandingkan dengan pembelian gudang secara tunai.

                          Dan umumnya tingkat bunga hipotik lebih rendah dari instrumen lain (karena pinjaman dijamin.) dengan jangka waktu pelunasan yang cukup lama.

                          Kelebihan lain adalah jika bunga hipotik diputuskan dalam bentuk bunga tetap (fixed rate) maka ketika suku bunga acuan secara umum naik, bunga hipotik yang dibayarkan masih tetap tidak mengikuti kenaikan.

                          Namun minusnya apabila suku bunga turun, sementara bunga hipotik tetap di rate yang lebih diatas.

                          Kelebihannya adalah bahwa perusahaan bisa dengan mudah dan presisi merencanakan arus kasnya. berapapun suku bunga dipasaran. P

                          erusahaan sudah mempunyai perhitungan yang pasti terhadap pembayaran bunga hipotiknya. Perusahaan mudah melakukan perencanaan pembayaran.

                          # Kreditur tidak Memiliki Hak Suara

                          Manfaat lain dari pendanaan utang hipotek adalah bahwa pemilik hipotik atau pemberi hutang tidak memiliki suara dalam internal perusahaan.

                          Maksudnya, peminjam tidak bisa ikut campur masalah internal perusahaan. Tidak bisa mempengaruhi, mengubah, ataupun mendikte arah jalannya perusahaan.

                          Tentu hal ini berbeda jika pendanaan yang dibutuhkan didapat dengan skema penerbitan saham baru dimana para pemilik sahamnya bisa memiliki suara dalam perusahaan.

                          Apabila perusahaan sudah merasa tidak membutuhkan utang lagi. Perusahaan bisa memutuskan untuk melunasi sisa hutang yang ada lebih cepat dari durasi hitpotik.

                          Kapan saja. Tanpa harus lama menunggu mencicil hingga batas terakhir pelunasan.

                          Walaupun munkin nanti ada denda atau segala biaya administrasi yang lain yang mengikutinya.

                          # Bisa Memanfaatkan Aktiva Jaminan

                          Manfaat hipotik yang lain adalah, perusahaan masih bisa menggunakan, mengoperasikan atau memanfaatkan aset tetap yang telah menjadi jaminan hipotik.

                          Dengan menggunakan aset yang dijaminkan, kinerja perusahaan tidak akan terganggu sedikitpun.

                          Perusahaan tidak bisa menggunakan aset yang dijaminkan apabila perusahaan tidak mampu untuk melakukan pembayaran pinjaman.

                          Namun, walaupun perusahaan bisa memanfaatkan aset yang menjadi jaminan pinjaman hipotik, aset tersebut tidak boleh berubah. Tidak berkurang kapasitasnya. Tidak berkurang ukurannya. Tidak berkurang nilainya akibat penggunaan.

                          Kekurangan Hipotik

                          Kekurangan pendanaan dari hipotik terdapat pada biaya yang lumayan tinggi dan penggunaan aktiva tetap yang menjadi jaminan dibatasi.

                          # Biaya Hipotik

                          Sama dengan halnya produk perbankan lain, kelemahan utama utang hipotik adalah adanya biaya yang cukup besar dalam dalam pembayarannya.

                          Didalam beberapa kasus, total jumlah pembayaran pinjaman bahkan bisa melebihi harga asli dari aktiva tetap yang dijaminkan oleh perusahaan.

                          Kelebihan total pembayaran ini umumnya terdiri atas bunga atas utang hipotek serta biaya premi asuransi aktiva tetap.

                          Serta ada tambahan biaya lain yang harus dikeluarkan, peminjam harus membayar biaya notaris, biaya administrasi tambahan bank dan bahkan biaya atas apraisal atau penilaian aktiva tetap yang akan dibeli atau dijaminkan.

                          Jumlah dari biaya biaya ini cukup besar jika ditotal.

                          # Penggunaan Aktiva Dibatasi

                          Kelemahan dari utang hipotek yang lain adalah ketika aktiva tetap yang menjadi jaminan atas utang hipotek, maka penggunaan atas aktiva tetap tersebut akan dibatasi.

                          Aktiva tetap tersebut memang masih bisa dipakai, dimanfaatkan, dioperasikan oleh perusahaan. Namun penggunaannya akan terbatas oleh kebijakan bank.

                          Aset yang dijaminkan tidak bisa dijual, disewakan, bahkan membuat perubahan yang diperlukan atas aset tersebut tidak bisa dilakukan sampai pinjaman tersebut dilunasi sepenuhnya beserta biaya biaya yang ada didalamnya.

                          Perusahaan memang tidak ada niatan untuk menjual atau menyewakan aset tetapnya. Perusahaan memang akan menggunakan aset tetapnya sendiri.

                          Namun dalam beberapa kondisi dan situasi tertentu, perusahaan mungkin perlu melakukan hal tersebut. Perusahaan mungkin ingin menjual atau sekedar menyewakan asetnya, tapi itu tidak bisa dilakukan karena asetnya masih berstatus jaminan bank.

                          Bahkan misalnya perusahaan memerlukan gudang tambahan agar produksinya bisa meningkat, namun untuk memperluas gudang tambahan, mengupgrade kapasitas mesin atau yang lainnya yang bisa mengubah aktiva tetap yang dijaminkan, maka hal itu tidak bisa dilaksanakan.

                          Dengan melihat tentang hipotek diatas, hipotik merupakan sebuah pilihan yang banyak diambil perusahaan dalam memenuhi kebutuhan pendanaan jangka panjangnya. Fungsi pendanaan yang nanti akan dipakai untuk pengembangan usaha. Apapun bentuknya.

                          Hipotik adalah leverage bagi perusahaan ? itu hal yang niscaya bisa terjadi.

                          referensi : http://howded.com/id/pages/213501
                          http://wardahcheche.blogspot.co.id/2014/04/hipotik.html

                          Copyright © mnjmn. My Simple Template: Simple Template Design