Apa saja tugas manajemen puncak ?
Tugas manajemen puncak (top manajemen) adalah suatu kewajiban yang harus dijalankan oleh manajemen tingkat atas yang umumnya berhubungan dengan ketrampilan konseptual.
Manajemen puncak biasanya meliputi direktur utama, presiden direktur, wakil direktur utama atau general manager, CEO atau istilah lainnya yang berada pada posisi paling atas dalam tingkatan manajemen.
Berikut ini beberapa tugas manajemen puncak:
Khususnya rencana jangka panjang dan kebijakan strategis perusahaan.
Contohnya menyusun dan menetapkan kebijakan investasi untuk kegiatan ekspansi perusahaan seperti perluasan usaha, pembangunan pabrik baru, penggantian aktiva tetap, rencana target operasi perusahaan dan rencana strategis yang lain.
Rencana dan keputusan yang diambil oleh manajemen puncak kemudian didistribusikan dan diberikan pelimpahan wewenang kepada manajemen yang berada pada tingkat dibawahnya untuk dijalankan.
Biasanya, tujuan jangka panjang akan menjadi acuan terhadap tujuan jangka menengah dan jangka pendek perusahaan.
Misalnya..
Tujuan jangka panjang perusahaan adalah menambah kapasitas produksi 10 x lipat dari kapasitas produksi saat ini 10 tahun kedepan.
Untuk mencapai tujuan jangka panjang ini kemudian dijabarkan lebih detail lagi.
Apa yang bisa dilakukan dalam jangka menengah ?
Setidaknya tujuan hingga 5 tahun mendatang perusahaan akan membangun pabrik baru dengan 5 kali luas pabrik saat ini untuk mencapai tujuan jangka panjang.
Tujuan ini akan dimatangkan dengan merencanakan dan menghitung biaya yang diperlukan untuk membangun pabrik baru yang lebih besar.
Seterusnya dijabarkan lebih detail lagi tujuan jangka pendek yang akan dilaksanakan untuk mendukung tujuan jangka menengah.
Contohnya, tahun ini perusahaan akan belanja modal dengan mengganti mesin yang lama dengan mesin baru yang memiliki kapasitas produksi lebih besar, lebih hemat bahan bakar dan lebih cepat prosesnya.
Atau membeli lahan baru dengan tujuan sebagai persiapan untuk pembangunan pabrik baru yang akan dilakukan ditahun tahun berikutnya.
Penetapan tujuan ini erat kaitannya dengan perencanaan perusahaan.
Apa yang menjadi hasil pemikirannya, apa rencananya, bagaimana konsepnya terhadap perusahaan.
Manajemen puncak hanya menyusun dan menetapkannya.
Tidak menjalankannya.
Yang menjalankan adalah manajemen dibawahnya.
Yang menjadi menarik disini adalah bahwa para manajer dibawahnya terdiri dari beberapa orang.
Setiap manajer memiliki karakter, tugas, peran, dan tanggung jawab yang berbeda-beda.
Tugas manajemen puncak adalah mengatur, mengkoordinir semua manajer dibawahnya agar berada didalam sebuah kesatuan yang saling berkaitan dan bisa saling bekerja sama.
Hal ini bisa dianalogikan dengan cerita wayang.
Manajemen puncak adalah dalang.
Manajemen dibawahnya adalah wayang.
Setiap tokoh wayang memiliki karakter, peran dan alur yang berbeda.
Si dalang harus bisa memainkan dan mengatur si wayang agar bisa menghasilkan cerita yang menarik seperti yang dia inginkan.
Kembali ke perusahaan...
Perbedaan karakter, peran, tugas dan pribadi pribadi manajer dibawahnya bisa menimbulkan masalah jika tidak bisa diatur oleh manajer puncak.
Misalnya konflik antara manajer keuangan dan manajer produksi.
Manajer produksi bertugas membuat barang dengan kualitas yang baik. Untuk menghasilkan kualitas baik memerlukan bahan baku yang baik, mesin yang bagus, tenaga kerja yang kompeten dengan waktu yang cepat.
Proses menghasilkan barang berkualitas tersebut tentu akan menimbulkan biaya yang tinggi.
Dari sisi manajer keuangan yang salah satu tujuannya untuk melakukan efisiensi biaya, maka hal tersebut bisa saja bertentangan dengan kebijakannya.
Disinilah peran dari manajemen puncak diperlukan agar tidak terjadi konflik.
Sumber daya bisa berupa manusia, uang (dana), jaringan, aset bahkan aset tidak berwujud sekalipun.
Tugas manajer puncak adalah mengatur semua sumber daya supaya bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin.
Manajer puncak harus bisa mengkondisikan, memobilisasi, menyatukan dan memanfaatkan sumber daya agar menghasilkan sesuatu yang menguntungkan bagi perusahaan.
Sumber daya bisa dijadikan alat manajemen puncak dalam mencapai tujuan perusahaan.
Apabila sumber daya tersebut ternyata menjadi beban dan tidak bisa berkontribusi maksimal terhadap perusahaan, manajer puncak harus berani mengganti atau menghilangkannya.
Misalnya, perusahaan memiliki mesin baru yang lebih produktif daripada mesin lama dan membuat mesin lama tidak terpakai.
Daripada mesin lama tersebut menganggur, tidak terpakai dan malah menimbulkan biaya seperti biaya perawatan, biaya perbaikan, memakan tempat digudang yang luasnya terbatas, atau dipakai sekalipun ternyata membutuhkan bahan bakar yang boros.
Maka sebaiknya mesin tersebut dijual.
Intinya, manajemen puncak harus bisa mengkombinasikan sumber daya yang ada untuk hasil yang maksimal.
Keberhasilan tersebut tidak lepas dari dukungan dan keberhasilan para manajer dibawahnya yang menjalankan semua instruksi dan tugasnya dengan baik.
Jika keberhasilan manajer yang berada dibawahnya membuat seorang manajer puncak mendapat apresiasi dan penghargaan, bagaimana jika bawahannya gagal melakukan tugasnya ?
Anggaplah Toyota tidak bisa bersaing dengan kompetitor.
Yang berakibat kegagalan perusahaan mencapai tujuannya ?
Tentu saja harus seimbang..
Manajer puncak harus ikut bertanggung-jawab terhadap kegagalan para anak buahnya.
Kegagalan manajer dibawahnya tidak lepas dari kesalahan manajer puncak dalam merencanakan, mengatur, mengkondisikan dan mengawasi kinerja bawahan dalam menjalankan tugas yang diberikan.
Poinnya adalah, bahwa kegagalan manajemen dibawahnya tidak lepas dari peran manajemen puncak. Bahkan mungkin kegagalan manajemen dibawahnya justru disebabkan oleh tindakan manajemen puncak itu sendiri.
Dalam:
Manajemen
Tingkatan Manajemen
Tugas manajemen puncak (top manajemen) adalah suatu kewajiban yang harus dijalankan oleh manajemen tingkat atas yang umumnya berhubungan dengan ketrampilan konseptual.
Manajemen puncak biasanya meliputi direktur utama, presiden direktur, wakil direktur utama atau general manager, CEO atau istilah lainnya yang berada pada posisi paling atas dalam tingkatan manajemen.
Berikut ini beberapa tugas manajemen puncak:
5 tugas manajemen puncak |
#1. Menyusun dan Menetapkan Rencana Perusahaan
Manajemen puncak berkewajiban untuk menyusun rencana dan kebijakan yang akan dijalankan oleh semua lapisan perusahaan.Khususnya rencana jangka panjang dan kebijakan strategis perusahaan.
Contohnya menyusun dan menetapkan kebijakan investasi untuk kegiatan ekspansi perusahaan seperti perluasan usaha, pembangunan pabrik baru, penggantian aktiva tetap, rencana target operasi perusahaan dan rencana strategis yang lain.
Rencana dan keputusan yang diambil oleh manajemen puncak kemudian didistribusikan dan diberikan pelimpahan wewenang kepada manajemen yang berada pada tingkat dibawahnya untuk dijalankan.
#2. Menentukan Tujuan Perusahaan
Manajemen puncak bertugas untuk menentukan tujuan perusahaan secara umum, baik tujuan jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.Biasanya, tujuan jangka panjang akan menjadi acuan terhadap tujuan jangka menengah dan jangka pendek perusahaan.
Misalnya..
Tujuan jangka panjang perusahaan adalah menambah kapasitas produksi 10 x lipat dari kapasitas produksi saat ini 10 tahun kedepan.
Untuk mencapai tujuan jangka panjang ini kemudian dijabarkan lebih detail lagi.
Apa yang bisa dilakukan dalam jangka menengah ?
Setidaknya tujuan hingga 5 tahun mendatang perusahaan akan membangun pabrik baru dengan 5 kali luas pabrik saat ini untuk mencapai tujuan jangka panjang.
Tujuan ini akan dimatangkan dengan merencanakan dan menghitung biaya yang diperlukan untuk membangun pabrik baru yang lebih besar.
Contohnya, tahun ini perusahaan akan belanja modal dengan mengganti mesin yang lama dengan mesin baru yang memiliki kapasitas produksi lebih besar, lebih hemat bahan bakar dan lebih cepat prosesnya.
Atau membeli lahan baru dengan tujuan sebagai persiapan untuk pembangunan pabrik baru yang akan dilakukan ditahun tahun berikutnya.
Penetapan tujuan ini erat kaitannya dengan perencanaan perusahaan.
#3. Mengatur Manajemen di Bawahnya
Manajemen puncak bisa dikatakan sebagai konseptor, pemikir, atau perencana.Apa yang menjadi hasil pemikirannya, apa rencananya, bagaimana konsepnya terhadap perusahaan.
Manajemen puncak hanya menyusun dan menetapkannya.
Tidak menjalankannya.
Yang menjalankan adalah manajemen dibawahnya.
Yang menjadi menarik disini adalah bahwa para manajer dibawahnya terdiri dari beberapa orang.
Setiap manajer memiliki karakter, tugas, peran, dan tanggung jawab yang berbeda-beda.
Tugas manajemen puncak adalah mengatur, mengkoordinir semua manajer dibawahnya agar berada didalam sebuah kesatuan yang saling berkaitan dan bisa saling bekerja sama.
Hal ini bisa dianalogikan dengan cerita wayang.
Manajemen puncak adalah dalang.
Manajemen dibawahnya adalah wayang.
Setiap tokoh wayang memiliki karakter, peran dan alur yang berbeda.
Si dalang harus bisa memainkan dan mengatur si wayang agar bisa menghasilkan cerita yang menarik seperti yang dia inginkan.
Kembali ke perusahaan...
Perbedaan karakter, peran, tugas dan pribadi pribadi manajer dibawahnya bisa menimbulkan masalah jika tidak bisa diatur oleh manajer puncak.
Misalnya konflik antara manajer keuangan dan manajer produksi.
Manajer produksi bertugas membuat barang dengan kualitas yang baik. Untuk menghasilkan kualitas baik memerlukan bahan baku yang baik, mesin yang bagus, tenaga kerja yang kompeten dengan waktu yang cepat.
Proses menghasilkan barang berkualitas tersebut tentu akan menimbulkan biaya yang tinggi.
Dari sisi manajer keuangan yang salah satu tujuannya untuk melakukan efisiensi biaya, maka hal tersebut bisa saja bertentangan dengan kebijakannya.
Disinilah peran dari manajemen puncak diperlukan agar tidak terjadi konflik.
#4. Mengatur Sumber Daya Perusahaan
Sebuah perusahaan pasti memiliki sumber daya yang dijadikan modal bagi perusahaan itu sendiri.Sumber daya bisa berupa manusia, uang (dana), jaringan, aset bahkan aset tidak berwujud sekalipun.
Tugas manajer puncak adalah mengatur semua sumber daya supaya bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin.
Manajer puncak harus bisa mengkondisikan, memobilisasi, menyatukan dan memanfaatkan sumber daya agar menghasilkan sesuatu yang menguntungkan bagi perusahaan.
Sumber daya bisa dijadikan alat manajemen puncak dalam mencapai tujuan perusahaan.
Apabila sumber daya tersebut ternyata menjadi beban dan tidak bisa berkontribusi maksimal terhadap perusahaan, manajer puncak harus berani mengganti atau menghilangkannya.
Misalnya, perusahaan memiliki mesin baru yang lebih produktif daripada mesin lama dan membuat mesin lama tidak terpakai.
Daripada mesin lama tersebut menganggur, tidak terpakai dan malah menimbulkan biaya seperti biaya perawatan, biaya perbaikan, memakan tempat digudang yang luasnya terbatas, atau dipakai sekalipun ternyata membutuhkan bahan bakar yang boros.
Maka sebaiknya mesin tersebut dijual.
Intinya, manajemen puncak harus bisa mengkombinasikan sumber daya yang ada untuk hasil yang maksimal.
#5. Bertanggung Jawab terhadap Manajemen di Bawahnya.
Coba perhatikan berita ini:
Presiden direktur PT Toyota Astra Motor meraih 2 penghargaan.
Presiden direktur adalah salah satu manajemen puncak diperusahaan tersebut.
Apakah keberhasilan tersebut semata mata karena kerja keras Yoshihiro Nakata?
Tanpa bermaksud mengecilkan peran dan kinerjanya, dan walaupun dia juga sangat baik dalam mengelola perusahaan tersebut.
Namun hal yang tidak bisa diabaikan adalah kerja keras manajemen dibawahnya. Anak buahnya.
Keberhasilan tersebut tidak lepas dari dukungan dan keberhasilan para manajer dibawahnya yang menjalankan semua instruksi dan tugasnya dengan baik.
Jika keberhasilan manajer yang berada dibawahnya membuat seorang manajer puncak mendapat apresiasi dan penghargaan, bagaimana jika bawahannya gagal melakukan tugasnya ?
Anggaplah Toyota tidak bisa bersaing dengan kompetitor.
Tentu saja harus seimbang..
Manajer puncak harus ikut bertanggung-jawab terhadap kegagalan para anak buahnya.
Kegagalan manajer dibawahnya tidak lepas dari kesalahan manajer puncak dalam merencanakan, mengatur, mengkondisikan dan mengawasi kinerja bawahan dalam menjalankan tugas yang diberikan.
Poinnya adalah, bahwa kegagalan manajemen dibawahnya tidak lepas dari peran manajemen puncak. Bahkan mungkin kegagalan manajemen dibawahnya justru disebabkan oleh tindakan manajemen puncak itu sendiri.
No comments:
Post a Comment