Tujuan laporan keuangan banyak sekali. Sangat banyak. Tapi disini saya akan merangkumkannya. Menjadi hanya 3 tujuan saja. 3 tujuan laporan keuangan yang paling penting. Dan sebisa mungkin dijelaskan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh awam sekalipun. Tidak terlalu "ilmiah".
Awal mulanya, mungkin, tujuan laporan keuangan dimulai dari hubungan manajemen dan pemilik perusahaan itu. Yang dijelaskan oleh teori keagenan itu. Manajemen, yang ditugasi untuk menjalankan perusahaan oleh pemiliknya, perlu melaporkan kegiatannya. Sebagai bentuk pertanggung jawabannya. Kepada pemilik yang sudah menggajinya. Lalu disusunlah laporan itu. Yang dinamakan: Laporan Keuangan Perusahaan (Financial Statement).
Dan ternyata perkembangannya kemudian,:dibutuhkan oleh banyak pihak. Bukan hanya kepada pemiliknya saja.
Dengan neraca ini. Pemilik perusahaan akan tahu: berapa jumlah asetnya. Aset lancarnya seperti uang kas atau aset tetapnya seperti tanahnya, gedungnya, mesinnya. Dan juga aset tidak berwujudnya. Mungkin pemilik nanti akan berfikir. Apakah perlu modal tambahan atau tidak.
Manajemen akan mencatat setiap transaksi yang dilakukan. Apa saja. Terutama yang berhubungan dengan uang perusahaan. Bukti transaksinya dikumpulkan. Catatannya diolah. Lalu dikelompokkan ke pos pos yang sesuai. Dijumlah: ketemulah angka angkanya. Dan kemudian disusun menjadi laporan keuangan.
Laporan keuangan ini diberikan kepada pemilik perusahaan. Dan juga kreditur (jika ada). Dan juga pihak lain yang membutuhkan. Namun, Karena laporan keuangan ini sangat penting. Mereka tidak langsung percaya begitu saja. Saking pentingnya, tidak boleh ada kesalahan dilaporan keuangan. Angka angkanya harus pas. Tidak boleh ada yang keliru. Dan yang paling penting: tidak ada penyimpangan. Dan juga kecurangan.
Untuk itu, mereka akan memeriksa laporan keuangan itu terlebih dahulu. Caranya: Audit. Untuk memastikan kehandalan data datanya.
Mereka akan menunjuk Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk mengaudit laporannya. Begitu laporan keuangan selesai diperiksa. Dan dinyatakan wajar. Tidak ditemukan penyimpangan yang merugikan. Barulah laporan keuangan tersebut sah. Bisa dipercaya dan dapat digunakan.
Semua informasi yang dibutuhkan ada disana. Itulah bentuk pertanggungjawaban manajemen. Yang telah dipercaya oleh pemegang saham untuk mengelola perusahaannya. Juga dipercaya kreditur untuk menggunakan uangnya.
Pemilik dan juga kreditur tentu ingin mendapatkan keuntungan. Apakah manajemen bisa memberikan keuntungan untuk mereka? Jawabannya ada didalam laporan keuangan.
Keputusan apa saja. Keputusan yang menguntungkan mereka. Mau diapakan laporan keuangan itu, terserah mereka. Tapi biasanya, mereka akan jadikan sebagai bahan evaluasi. Untuk mereka sendiri.
Dalam:
Akuntansi
Laporan Keuangan
Awal mulanya, mungkin, tujuan laporan keuangan dimulai dari hubungan manajemen dan pemilik perusahaan itu. Yang dijelaskan oleh teori keagenan itu. Manajemen, yang ditugasi untuk menjalankan perusahaan oleh pemiliknya, perlu melaporkan kegiatannya. Sebagai bentuk pertanggung jawabannya. Kepada pemilik yang sudah menggajinya. Lalu disusunlah laporan itu. Yang dinamakan: Laporan Keuangan Perusahaan (Financial Statement).
Dan ternyata perkembangannya kemudian,:dibutuhkan oleh banyak pihak. Bukan hanya kepada pemiliknya saja.
3 Tujuan Laporan Keuangan |
1. Memberikan Informasi Bagi yang Membutuhkan
Namanya saja sudah LAPORAN keuangan. Yang namanya laporan, sudah pasti berisi informasi. Khususnya informasi tentang keuangan perusahaan. Didalam laporan itu ada rangkuman angka angka. Yang menjelaskan posisi harta. Menjelaskan posisi keuangan. Menjelaskan hasil usaha perusahaan.
Orang yang paling membutuhkan laporan keuangan perusahaan adalah ini: Pemiliknya atau pemegang sahamnya atau investornya. Dan juga krediturnya. Ada juga orang lain: pemerintah, bursa efek, masyarakat dan istri pemilik (eh..).
Apa saja informasi yang diberikan?
Paling tidak, ada 5 informasi penting yang harus dilaporkan. Oleh manajemen. Masing masing memiliki informasi yang berbeda. Dan sangat dibutuhkan: Neraca keuangan, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan tadi.
#A. Neraca
Neraca adalah rangkuman tentang harta perusahaan. Dan juga dari mana sumber harta itu berasal: Modal pemilik dan atau dari utang.
Di neraca itu ada tabel. Tabel itu dibagi 2. Satu tabel isinya: semua harta perusahaan. Tabel yang satunya lagi isinya: semua modal dan utang perusahaan.
Kedua tabel tersebut harus seimbang. Angkanya harus sama. Tidak boleh tidak sama.
Jika tidak sama? Berarti ada kesalahan angka dalam laporan itu.
Kenapa angkanya harus sama? karena ini menunjukkan: bahwa semua harta yang dimiliki berasal dari modal dan utang.
Dengan neraca ini. Kreditur perusahaan akan tahu: struktur modal perusahaan yang ia pinjami itu. Apakah utang perusahaan tersebut sudah terlalu banyak atau tidak. Dan mengetahui jumlah asetnya yang - jika tidak mampu bayar - akan disitanya itu.
#B. Laporan Laba Rugi
Isinya tentang pendapatan yang berhasil diperoleh perusahaan. Dan juga beban yang dikeluarkan. Logikanya: jika pendapatan lebih besar dari beban, maka perusahaan untung/laba. Jika sebaliknya maka rugi.
Isi laporan laba rugi sesimpel itu.
Pemilik atau kreditur tinggal melihat ke angka terakhir yang dihasilkan. Rugi atau untung. Semua perusahaan, pastinya ingin untung.
Pemilik atau calon pemilik atau kreditur atau calon kreditur melihat kinerja perusahaan dari laporan ini. Apakah pemilik akan tetap investasi diperusahaan, atau tidak, atau menambah investasinya, atau memecat manajemennya, atau memberi bonus manajemennya. Melihatnya dilaporan ini.
Apakah kreditur atau calon kreditur akan memimjamkan uangnya atau tidak. Harus melihat ini dulu. Tentu selain mereka juga melihat prospek perusahaan dimasa depan.
#C. Laporan Perubahan Modal
Laporan ini sangat dinantikan oleh pemilik dan juga calon pemilik perusahaan. Mereka ingin cari untung. Mereka ingin investasi diperusahaan yang menguntungkan.
Perusahaan melakukan operasi setiap saat. Transaksinya setiap hari. Ada ribuan traksaksi. Dengan aktivitas seperti itu, tentu akan ada perubahan terkait asetnya dan juga aliran modalnya.
Laporan perubahan modal menggambarkan modal pemilik yang berubah mengikuti kinerja perusahaan. Apakah bertambah besar atau kecil. Dan juga menyajikan perubahan pada aset. dan juga utangnya.
#D. Laporan Arus Kas
Urat nadi kegiatan perusahaan ada di laporan arus kas ini. Isinya: arus kas masuk dan kas keluar perusahaan. Dengan melihat laporan arus kas, pengguna bisa menyimpulkan hal ini:
- Kemampuan perusahaan mendapatkan kas masuk
- Kemampuan perusahaan untuk membayar utang
- Digunakan untuk apa saja uang kas perusahaan
- Tahu darimana perusahaan bisa mendapatkan uang kas
Lihatlah Bank. Ketika ada orang yang mengajukan kredit usaha. Mereka langsung melihat Tabungannya. Atau rekening korannya. Mereka melihat perputaran uangnya. Keluar masuk uang direkeningnya. Lancar atau tidak. Sebagai salah satu pertimbangan bank dalam memberikan pinjaman.
Semakin lancar semakin baik, artinya perputaran uangnya cepat.
Semakin lancar semakin baik, artinya perputaran uangnya cepat.
Pada kasus perusahaan juga sama. Kreditur atau calon kreditur pasti melihat laporan arus kas ini. Untuk melihat keluar masuk uang perusahaan. Untuk menilai kemampuan perusahaan dalam membayar cicilan dan bunganya. Mereka tidak mau rugi.
Pemiliknya juga begitu. Mereka ingin bagian labanya dibagikan. Mereka ingin menikmati dividen. Menikmati keuntungannya. Mereka akan tahu perusahaan sanggup membayar dividen atau tidak. Menahan laba atau tidak dengan melihat laporan arus kas ini.
#E. Catatan Atas Laporan Keuangan
Keempat jenis laporan keuangan diatas tadi, hanya menampilkan rangkuman atau angka finalnya saja. Rinciannya tidak ditulis disana. Tidak dijelaskan darimana angka tersebut dihasilkan. Tidak dijelaskan metodenya apa. Karena kalau ditulis: laporannya bisa sangat panjang. Menyiksa yang membacanya.
Dilaporan catatan atas laporan keuangan, rincian itu dijelaskan semua. Dari mana angkanya didapat. Metode pencatatan apa yang digunakan. Juga kebijakan manajemennya. Dan lainnya yang tidak bisa dijelaskan dilaporan keempat tadi.
2. Alat Pertanggung Jawaban Manajemen
kredit gambar: funwayilustration |
Salah satu tujuan utama laporan keuangan adalah untuk dijadikan media komunikasi manajemen kepada pemilik dan krediturnya. Sekaligus bentuk pertanggungjawaban. Setiap periode, manajemen wajib melaporkan apa saja yang telah dilakukannya. Khususnya yang menyangkut dengan keuangan perusahaan.
Manajemen akan mencatat setiap transaksi yang dilakukan. Apa saja. Terutama yang berhubungan dengan uang perusahaan. Bukti transaksinya dikumpulkan. Catatannya diolah. Lalu dikelompokkan ke pos pos yang sesuai. Dijumlah: ketemulah angka angkanya. Dan kemudian disusun menjadi laporan keuangan.
Laporan keuangan ini diberikan kepada pemilik perusahaan. Dan juga kreditur (jika ada). Dan juga pihak lain yang membutuhkan. Namun, Karena laporan keuangan ini sangat penting. Mereka tidak langsung percaya begitu saja. Saking pentingnya, tidak boleh ada kesalahan dilaporan keuangan. Angka angkanya harus pas. Tidak boleh ada yang keliru. Dan yang paling penting: tidak ada penyimpangan. Dan juga kecurangan.
Untuk itu, mereka akan memeriksa laporan keuangan itu terlebih dahulu. Caranya: Audit. Untuk memastikan kehandalan data datanya.
Mereka akan menunjuk Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk mengaudit laporannya. Begitu laporan keuangan selesai diperiksa. Dan dinyatakan wajar. Tidak ditemukan penyimpangan yang merugikan. Barulah laporan keuangan tersebut sah. Bisa dipercaya dan dapat digunakan.
Semua informasi yang dibutuhkan ada disana. Itulah bentuk pertanggungjawaban manajemen. Yang telah dipercaya oleh pemegang saham untuk mengelola perusahaannya. Juga dipercaya kreditur untuk menggunakan uangnya.
Pemilik dan juga kreditur tentu ingin mendapatkan keuntungan. Apakah manajemen bisa memberikan keuntungan untuk mereka? Jawabannya ada didalam laporan keuangan.
3. Sebagai Bahan Evaluasi
Angka angka yang ada pada laporan keuangan memberikan banyak arti. Bagi semua pembacanya. Dengan laporan keuangan: mereka memiliki data. Dengan data mereka punya pegangan. Dengan punya pegangan, mereka bisa membuat keputusan. Untuk langkah selanjutnya.
Keputusan apa saja. Keputusan yang menguntungkan mereka. Mau diapakan laporan keuangan itu, terserah mereka. Tapi biasanya, mereka akan jadikan sebagai bahan evaluasi. Untuk mereka sendiri.
- Bagi Manajemen
Memang, yang menyusun laporan keuangan adalah manajemen. Tapi mereka bisa memanfaatkan laporan keuangan itu untuk dirinya sendiri. Setiap tahun, manajemen pasti punya target. Pasti punya tujuan. Juga punya rencana. Mereka telah menyusun apa saja yang akan mereka lakukan.
Apakah selama setahun penuh target mereka sudah terpenuhi? Apakah tujuannya sudah tercapai? Sudah sesuai rencana?
Untuk menilainya. Berhasil atau tidaknya. Mereka memanfaatkan laporan keuangan
Dan juga, digunakan untuk menyusun rencana berikutnya. Target perusahaan tahun depan.
Apakah selama setahun penuh target mereka sudah terpenuhi? Apakah tujuannya sudah tercapai? Sudah sesuai rencana?
Untuk menilainya. Berhasil atau tidaknya. Mereka memanfaatkan laporan keuangan
Dan juga, digunakan untuk menyusun rencana berikutnya. Target perusahaan tahun depan.
- Bagi Pemegang saham
Pemegang saham memutuskan akan tetap berinvestasi atau tidak. Menambah investasi atau malah menguranginya. Setelah mereka melakukan evaluasi atas kinerja perusahaannya. Caranya: membaca laporan keuangan yang diberikan.
Apakah sudah memuaskan atau tidak.
Data dan angka pada laporan keuangan akan membantunya. Mereka bisa melihatnya. Mereka bisa menghitungnya. Kemudian membandingkannya. Dengan investasi yang lain. Diluar sana. Mana yang lebih mengutungkan untuk mereka. Itu yang akan mereka ambil.
Jika ternyata investasi diluar sana lebih menjanjikan. Mereka bisa menarik investasinya diperusahaan. Dan mengalihkannya ditempat yang baru.
Hal ini juga berguna bagi calon investor. Dengan cara yang sama, mereka akan memutuskan ini: investasi diperusahaan ini atau tidak.
Nasib manajemen ternyata juga bisa berubah: pemegang saham bisa mengevaluasi kinerja manajemen. Jika dirasa bagus, target terpenuhi, laba mengembirakan: pemegang saham bisa mempertahankannya, menaikkan levelnya, gajinya, dan juga bonusnya.
Tapi, jika ternyata tidak memuaskan. Dan target jauh dari harapan. Dan laba tidak seperti yang diinginkan: pemegang saham bisa menggantinya, memecatnya atau sekedar menurunkan levelnya, gajinya dan juga bonusnya. Intinya ada reward dan punishment-nya
- Bagi Kreditur
Sama dengan pemegang saham, laporan keuangan akan dievaluasi oleh kreditur untuk menilai ini: kemampuan perusahaan membayar utangnya.
Untuk itu, mata kreditur akan fokus melihat laporan arus kas: memastikan perusahaan punya perputaran kas. Yang cukup untuk membayarkan utangnya. Dan bunganya. Dan juga jangka waktu temponya.
- Bagi Pemerintah
Pemerintah mewajibkan perusahaan menyusun laporan keuangan bukan hanya soal pajak saja. Memang pajak adalah target utama, tujuan utama. Namun ada tujuan lain. Yang sama pentingnya: mengevaluasi kebijakannya. Mengevaluasi undang undang yang sudah ada. Menambahnya jika dirasa kurang, menguranginya jika dirasa berlebihan. Intinya: memperbaiki peraturan undang undang. Agar lebih baik. Tentang aturan industri secara umum.
Maksudnya begini. Misalnya ada kenaikan harga susu dipasar. Semua jenis susu harganya naik. Disemua daerah. Apapun merk susunya. Merata. Imbasnya: konsumsi susu menurun.
Ternyata, di semua laporan keuangan perusahaan susu, biaya bahan baku naik. Padahal jumlah supply susu bahan baku meningkat. Seharusnya harganya tetap bahkan bisa turun. Namun, dilihat lagi. Ternyata harga naik sejak dari peternak sapi. Peternak menaikkan harga jualnya karena harga pakan meningkat. Ini terjadi karena adanya kenaikan tarif pajak untuk impor bahan baku pakan.
Jadi permisalan tadi: kenaikan harga susu dipicu oleh tarif pajak impor bahan baku.
Laporan keuangan bisa membantu pemerintah mendapatkan semua data tadi itu. Maksudnya: beberapa laporan keuangan perusahaan sejenis. Diindustri sejenis (susu). Lalu dievaluasi. Ternyata pemerintah harus mengevaluasi tarif impor bahan baku pakannya. Atau ternyata ditemukan sebab lain. Maka kebijakan tentang "sebab lain" itu bisa diperbaiki.
Itu hanya sekelumit contoh saja.
Pada kenyataannya. Lebih ruwet dari itu.
Pada kenyataannya. Ada suap menyuap. Ada tikung menikung. Ada sikut menyikut. Ada senggol senggolan. Ada yang adu kuat kuatan. Ada yang main gelap-gelapan. Kompleks. Laporan keuangan hanya memberikan angka angka saja. Untuk dievaluasi dan dimanfaatkan. Tidak ikut main senggol - senggolan.
No comments:
Post a Comment